Jika belum menikah, saat pasangan menyakiti hati silahkan saja langsung marah atau putus sekalian. Loe Gue End, malemnya nangis bombay sambil ngamuk nyemil 5 toples he he.
Nah, bagaimana bagi yang sudah menikah? Saat suami menyakiti hati istri, seringnya, ada dua reaksi. Pertama balas dendam, kedua menjadikan kesalahan pasangan sebagai kartu AS sehingga kalau ada masalah di lain hari, istri bisa mengungkit kesalahan suami.
BUNDA.co – Jika kita ingin pernikahan langgeng, memang benar apa yang orang bilang, kita harus belajar memaafkan dan melupakan. Appah?? Loe kira gampang maafin suami yang sudah nyakitin hati gue? Sakitnya tuh di siniii! Iya iyaaa….
Nah, ketimbang merencanakan balas dendam dengan menyakiti balik, yuk kita belajar bagaimana cara mengatasi suami galak biar hati lebih tenang dan hubungan menjadi lebih baik.
7 Solusi Mantab Saat Suami Menyakiti Hati Istri
1. Hindari Bicara Bernada Curiga
Mungkin memang benar suami bersalah karena telah menyakiti hati isti tercintanya. Namun cobalah tetap gunakan kata-kata netral. Hindari kata-kata bernada menuduh yang seolah-olah dialah penyebab masalah.
Bisa jadi kita punya andil terhadap pemicu kemarahan suami. Merasa menjadi pihak yang benar bisa menjadi kabut yang menutupi solusi.
2. Mengatasi Emosi Negatif
Kemarahan membuat orang bertindak bodoh yang seringnya membuat menyesal nantinya. Jadi kalau sedang marah, sebesar apapun marahnya, diam. Tunda diskusi dengan pasangan sampai Anda merasa benar-benar tenang.
Hormati permintaan jika pasangan butuh waktu menenangkan diri, mungkin lima menit atau satu hari. Dalam masa ini jangan mengungkit masalah dengan memaksa diskusi saat pasangan belum siap. Bahkan jika istri merasa di pihak benar, terlalu mendesak meminta penjelasan bisa memperkeruh masalah.
Namun sikap saling menenangkan diri ini tidak boleh dijadikan alasan untuk menghindar satu sama lain yang akhirnya masalah tidak didiskusikan dan dipecahkan. Menenangkan diri ada batasnya, tak harus semedi 3 hari dulu kan?
3. Jangan Membandingkan Suami dengan Pria Lain
Saat diskusi dimulai, buang jauh-jauh kata-kata membandingkannya dengan pria lain.
“Suami Vivi nggak pernah ngomong sekasar itu…”
Itu artinya Anda sedang mengatakan bahwa suami Vivi lebih baik daripada kamu Mas…
Tak ada satupun orang yang suka dibanding-bandingkan. Ini hanya akan membuat suami malas untuk diskusi dan meninggalkan Anda dalam kekesalan.
4. Perjelas Perspektif, Lembutkan Kata
Cobalah bantu pasangan untuk memahami betapa sikap atau ucapannya membuat istri merasa sakit dan frustasi. Biarkan pasangan memahami bagaimana dampak yang ditimbulkan dari perbuatannya.
Usahakan pilih kata yang halus agar lebih mudah diterima.
Contoh kata kasar: “Kamu tuh keterlaluan mas, bisa-bisanya ngomong seperti itu, dikiranya nggak bikin sakit hati apa?!”
Contoh lebih lembut: “Barangkali aku melakukan sesuatu yang membuat kamu marah. Hanya saja, aku ingin kamu tahu jika kata-katamu lusa membuat hatiku begitu sakit, aku sangat ketakutan”
Itu hanya contoh, misal punya cara sendiri yang lebih lembut ya itu lebih bagus.
5. Beri Kesempatan Suami Menjelaskan
Entah karena tumbuh dengan kesukaan pada film-film romantis atau memang sudah bawaan, cewek itu kadang terlalu memakai perasaaan. Bisa jadi kita sebagai makhluk cantik yang penuh perasaan ini salah persepsi. Suami niatnya bercanda dianggapnya serius. Suami bicara dengan nada tinggi karena sedang capek dikira membentak.
6. Lebih Sayang Pada Hubungan Anda
Saat marah, biasanya satu sama lain sibuk memikirkan “hak” masing-masing dan melupakan tujuan awal hidup bersama. Istri merasa berhak diperlakukan lebih lembut karena sudah lelah mengurus rumah tangga, sementara suami merasa berhak marah karena istri melakukan sesuatu yang tidak disukainya.
Jika diteruskan, hubungan suami istri akan mudah putus, seperti mudah putusnya tissue toilet he he…
Dalam kehidupan perkawinan yang paling romantis sekalipun pasti ada masalah. Namun selama masalah itu bisa diatasi, ingatlah bahwa Anda berdua masih saling mencintai.
7. Melewati Hari-Hari dengan Belajar Memaafkan
Sebagaimana dikatakan Dr. Cave Currie, pakar internasional tentang Family Live, Jika ingin tetap hidup dengannya 20…30…50… tahun ke depan, maka Anda harus selalu dan selalu belajar saling memaafkan. Memang memaafkan dan melupakan adalah dua hal yang berbeda. Ada masalah yang begitu sulit dilupakan. Meski tak bisa dilupakan, setidaknya jangan diingat-ingat. Bukan begitu?
Kemarahan, perpisahan, dan perceraian mungkin cara cepat membuat kita puas. Tapi sehebat apapun hubungan suami istri, akan ada cobaan di dalamnya. Perceraian belum tentu menyelesabikan masalah. Usai bercerai, di luar sana mungkin ada banyak pria yang akan mempersuting Anda. Tapi mereka yang terlihat hijau itu saat bersama juga akan kelihatan jeleknya juga, bisa jadi lebih jelek dari yang sekarang. Ho ho..