Ayo! Bantu Si Kecil Agar Cepat Berjalan Sejak Dia Baru Lahir

Saat lahir, ibu cemas jika anak tidak menangis. Saat teman-teman seusianya mulai berjalan dan si kecil belum juga bisa, Bunda jadi cemas. Itulah mengapa kita perlu membantunya agar lebih cepat berjalan sejak ia baru lahir.

Kapan anak mulai berjalan?

Mengapa anak belum bisa berjalan?

Bagaimana agar anak cepat berjalan?

Kok anakku 15 bulan belum jalan?

Tahap Perkembangan Bayi Duduk Merambat Berdiri

BUNDA.co – Berjalan adalah fase penting bayi bagi sehingga banyak orang tua cemas jika bayi belum juga berjalan. Saat bayi tetangga mulai belajar berjalan, bukan berarti hal yang sama harus terjadi pada si kecil. Ayo cari tahu tanda-tanda si kecil siap berjalan dan ketahui apa yang perlu dilakukan sebagaimana dilansir Parenting.com.

Kapan Bayi Mulai Berjalan?

Kecepatan belajar berjalan bayi berbeda satu sama lain. Biasanya pada rentang waktu 9-18 bulan. Ada yang berdiri-merangkak-berjalan, ada yang berdiri dan langsung berjalan. Dan ini normal. Terpenting, pasa fase ini anak menggunakan tangan dan kaki untuk bergerak. Jika si kecil melakukan gerakan seperti ini, tandanya tak lama lagi ia akan mulai berjalan.

  • Guling-guling
  • Merambat
  • Bergerak-gerak dengan cepat/Scooting
  • Naik tangga menggunakan tangan

Amati kemajuannya dari bulan ke bulan. Jika dia terus mengalami kemajuan, walaupun masih belum berjalan, maka tak perlu dicemaskan. Tapi jika sampai satu tahun dia belum juga mengalami kemajuan gerakan, nampaknya Anda perlu konsultasi ke dokter.

Bagaimana Cara Membuatnya Lebih Cepat Berjalan?

Sejak Lahir

Gambar melatih bayi mengangkat kepala, http://virginiaandcharlie.blogspot.com/ Bayi Lucu, Bayi Imut

Untuk bisa berjalan, dibutuhkan otot punggung yang kuat. Ini berkembang saat bayi mengangkat kepala dalam posisi tengkurap. Saat bayi tengkurap dan mengangkat kepala, letakkan mainan atau benda-benda menarik di luar jangkauannya agar termotivasi untuk bergerak.

 

Saat Dia Bisa Duduk

Gambar Bayi Duduk, vipersitebuilder.com

Saat si kecil mulai bisa duduk, bantu dia melatih keseimbangan dengan bermain melempar bola bolak balik. Bisa juga dengan memegang mainan di depannya lalu memindahkannya dari sisi ke sisi. Cara ini akan mendorong dia untuk aktif.

Saat tubuh si kecil bergerak maju untuk menggapai mainan, otot leher, punggung, kaki, dan lengannya akan lebih berkembang. Dia juga jadi belajar mengontrol pergerakan panggul yang memungkinkan baginya untuk mencoba posisi berdiri meskipun akhirnya kembali terduduk.

 

Saat Bayi Bisa Berdiri

Gambar Bayi Berdiri, healthtap.com

Saat si kecil mulai berdiri, biarkan dia berjalan di depan saat Bunda memegang tangannya. Lalu secara bertahap lepaskan satu tangannya sehinga dia dapat belajar menjaga keseimbangan. Atau bisa juga berdiri beberapa meter darinya lalu hibur dia saat sedang berdiri. Jangan lupa untuk memberikan banyak dorongan dan pujian saat dia tengah berdiri.

 

Saat Bayi Bisa Merambat

Gambar Bayi Merambat,http://childcaresouthafrica.files.wordpress.com/

Dari bisa berdiri, ia mungkin tidak langsung bisa berjalan tapi lebih dulu merambat. Pada fase ini, usahakan hanya tempatkan peralatan rumah yang kokoh, sekiranya kuat dan tidak membayakan untuknya merambat. Jagalah untuk berada dekat dengannya dan tempatkan tangan di bawah pantatnya sehingga saat ia terduduk, pantatnya tidak langsung membentur lantai.

Beberapa cara agar anak lebih cepat berjalan di atas sebenarnya sangat mudah dilakukan. Seringkali yang sulit adalah ketelatenan ataupun minimnya waktu bersama terutama bagi yang bekerja.

Bagi Bunda yang bekerja dan hanya punya sedikit waktu bersama si kecil, saat bersamanya usahakan untuk memanfaatkan waktu dengan melakukan latihan untuk membantunya tumbuh dan berkembang. [Image source: SisterValdiVieso1990]

Yuk Bund, Kenali Penyebab Bayi Susah Tidur di Malam Hari

Yuk Bund, Kenali Penyebab Bayi Susah Tidur di Malam Hari

Tidur adalah proses alami, pada orang dewasa maupun pada bayi. Hanya saja biasanya bayi perlu bantuan orang tua untuk bisa tidur dengan cukup, terutama di malam hari. Orang tua perlu memahami penyebab bayi susah tidur di malam hari untuk membantu menemukan solusi.

  Penyebab Bayi Susah Tidur di Malam Hari

BUNDA.co Berhari-hari terjaga tiap malam tentulah melelahkan. Namun kita tak bisa iri jika bayi tetangga begitu mudah tidur malam hari sementara bayi kita tidak. Sebab masing-masing bayi memiliki kebiasaannya sendiri. Yuk simak beberapa penyebab umum bayi sulit tidur sebagaimana dilansir situs New Zealand Huggies.

Penyebab Bayi Susah Tidur di Malam Hari yang Sering Terjadi

Ibu kehilangan sinyal bayi ingin tidur. Saat mengantuk bayi mengirimkan sinyal seperti menguap, terlihat malas, atau menangis. Terlambat mengenali tanda ini akan membuat si kecil teranjur rewel dan memerlukan waktu lebih lama untuk tidur.

Lingkungan tidak nyaman. Suara terlalu berisik, lampu terlalu terang/terlalu gelap, nyamuk, hingga aroma yang menyengat membuat bayi susah tidur.

Terlalu lelah. Seperti orang dewasa, saat kelelahan beberapa lebih mudah tidur namun yang lainnya justru sulit tidur. Ini yang mungkin terjadi pada bayi Anda. Untuk itu, jika ia mulai kelelahan, segera ajak si kecil untuk tidur.

Lapar. Selain perlu rasa lelah dan situasi mendukung, bayi juga perlu perut tenang untuk bisa tidur dengan nyaman.

Sakit. Rasa sakit membuat siapapun tidak nyaman untuk tidur. Begitu juga dengan si kecil.

 

Berapa Lama Bayi Tidur Dalam Sehari?

Bayi membutuhkan bantuan orang tua untuk tidur lebih teratur dan cukup. Biasanya mereka suka dibedong, dipeluk atau diayun. Terkait mengayun bayi, jangan terlalu sering, tentang hal ini sudah pernah dibahas di Bahaya Mengayun Bayi.

Pola tidur bayi bervariasi. Umumnya bayi membutuhkan waktu tidur 9-18 jam sehari. Saat usia bertambah biasanya ia memerlukan waktu tidur yang lebih sedikit.

Apakah Bayi Tidak Bisa Tidur Perlu Dikhawatirkan?

Wajar jika ibu ingin bayi tidur cukup demi menjaga kesehatannya. Sebagian besar bayi tidak memiliki masalah berarti hanya karena sulit tidur. Untuk itu, penting memahami penyebab bayi susah tidur di malam hari. Jika bayi tidak mau tidur dan ia sangat sering menangis, akan lebih baik untuk bertanya pada kerabat yang lebih ahli. Jika Anda merasa khawatir, nampaknya tak ada salahnya pergi ke dokter.

 

Artikel menarik lainnya:

9 Cara Agar Bayi Tidur Nyenyak Di Malam Hari

10 Penyebab Umum Bayi Terus Menangis & Cara Mengatasinya

10 Penyebab Umum Bayi Terus Menangis & Cara Mengatasinya

Semua bayi menangis, dan sebagiannya menangis terus-menerus. Menangis adalah cara bayi untuk memberitahu bahwa dia merasa tidak nyaman dan butuh bantuan dari orang dewasa.

Penyebab dan Cara Mengatasi Bayi Terus Menangis
Image by RompNRoll

BUNDA.co – Malam hari adalah waktu di mana bayi jadi sering menangis. Padahal ini adalah saat di mana orang tua kelelahan dan ingin istirahat. Saat lelah, orang tua pun jadi stress dan kesulitan untuk menenangkan buah hati. Tak hanya malam hari, siang hari pun jika tangisan bayi tak kunjung reda orang tua jadi tidak bisa melakukan pekerjaan rumah.

Ini Dia Penyebab dan Cara Mengatasi  Bayi Terus Menangis

1. Lapar

Jika sekiranya sudah masuk waktu makan, mungkin itu adalah sinyal bahwa dia lapar. Jika Anda menyusui, segera berikan dia ASI. Jika tidak, cobalah berikan susu botol. Bisa juga berikan dia dot yang sudah disterilkan. Agar tidak merusak gigi si kecil, hindari mencelupkan dot ke dalam cairan manis. Beberapa bayi bisa tenang dengan menyusu meski tidak sedang lapar. Tapi jika sekiranya sudah kenyang, cobalah redakan dengan cara lain.

2. Pipis & Pup

Coba cek popok atau celananya, jika dia buang air, seger ganti karena popok yang lembab bisa menyebabkan iritasi.

3. Mengantuk

Kadang bayi hanya lelah dan ingin istirahat. Ambil dia dalam gendongan atau tidurkan dia.

4. Lelah

Mungkin Si Kecil lelah Bund, coba lepaskan pakaiannya dan coba beri pijatan lembut dengan baby oil.

5. Bosan

Ambil kain kecil berwarna cerah dan coba mainkan di depannya untuk menghibur. Atau temukan sesuatu yang bisa mengalihkan perhatiannya seperti musik, CD, atau mainan di atas ranjang. Jika dia masih juga menangis, coba letakkan si kecil di kereta bayi dan ajak dia jalan-jalan.

6.  Dipeluk

Sentuhan kulit ibu memberikan kenyamanan tersendiri bagi bayi. Beberapa bayi segera tenang dengan hanya dipeluk ibunya.

7. Tidak Nyaman

Hal-hal tertentu bisa membuatnya tak nyaman. Ambil si kecil dan taruh dia dalam gendongan agar dia merasa dekat. Cobalah bergarak pelan dan mainkan tangannya perlahan seperti sedang mengajak menari. Ajak juga dia berbicara dan menyanyi. Coba elus punggungnya dan berikat tepukan pelan berirama.

8. Kepanasan

Jika cuaca panas, coba kipasi dia secara perlahan.

9. Kedinginan

Jika suhu dingin, coba pakaian jaket, sarung tangan, dan kaos kaki.

10. Overstimulasi

Rangsangan yang berlebihan seperti suara terlalu bising, lampu terlalu terang, kamar terlalu gelap bisa membuatnya sangat tidak nyaman. Coba cari apa-apa yang sekiranya membuat si kecil tidak nyaman.

Sekuat apapun tangisannya, hindari mengayun ataupun mengguncang bayi. Organ bayi belum sekuat orang dewasa, goncangan kecil saja bisa membahayakannya.

Setiap bayi mungkin memiliki cara penanganan yang berbeda, namun perlu diingat, bawa mereka semua sama-sama menangis. Jadi, menangis adalah hal wajar asalkan tidak disertai dengan tanda-tanda yang membahayakan. Segera hubungi dokter jika tangisan bayi terlihat tidak wajar.  [Hannah/NHS.uk]

Baca Juga:

Hati-Hati Jika Bayi Terus Menangis dan Terjadi Hal-Hal Seperti Ini!

Baby Shaken Syndrome: Bahaya Mengayun Bayi

Bayi Menangis Terus dan Terjadi Hal Seperti Ini? Hati-Hati!

Bayi menangis itu wajar, tapi jika bayi menangis terus menerus dan didapatkan tanda-tanda yang tidak biasa, jangan angap sepele. Ada saat dimana bayi menangis karena merasa sakit.

Bayi Menangis Terus dan Terjadi Hal Seperti Ini

Waspadai Jika Hal Ini Terjadi Pada Bayi Anda

  • Tangisan kencang dan terus menerus
  • Bayi terlihat layu saat diangkat
  • Urin terlalu sedikit
  • Muntah
  • Ada darah dalam kotorannya
  • Demam lebih dari 38°C
  • Suhu tubuh tinggi namun tangan dan kaki terasa dingin
  • Ubun-ubun menggelembung
  • Kulit membiru pucat, ada bintik-bintik
  • Leher kaku
  • Terlihat kesulitas bernafas atau bernafas terlalu cepat
  • Ada ruam ungu kemerahan di bagian tubuh (bisa jadi ini tanda si kecil terkena meningitis)

Jika Bunda menemukan hal-hal seperti ini terjadi pada si kecil, sebaiknya segera bawa ke dokter.

Baby Shaken Syndrome – Bahaya Mengayun Bayi

Baby Shaken Syndrome – Bahaya Mengayun Bayi

Baby Shaken Syndrome, Bunda.Co – Terbiasa meletakkan bayi di ayunan? Pernah mengguncang tubuhnya saat frustasi karena tangisan tak juga berhenti?

Atau ayah sering melempar ke udara untuk membuatnya tertawa?

Baby Shaken Syndrome dan Bahaya Melempar atau Mengayun Bayi

Banyak orang tua yang senang mengayun bayi untuk menghentikan tangisannya.

Tapi taukah Bunda jika guncangan pada bayi bisa menimbulkan terjadinya Baby Shaken Syndrome (SBS) yang bisa merusak saraf otak dan penglihatannya? 

Apa itu Baby Shaken Syndrome?

Centers of Disease Control and Prevention dalam situsnya www.cdc.gov mendefinisikan Baby Shaken Syndrome sebagai bentuk trauma keras pada kepala (abusive head trauma) dan bentuk luka traumatik otak yang diakibatkan perbuatan orang lain secara sengaja (inflicted traumatic brain injury).

SBS bisa terjadi secara alami karena pergerakan bayi.

Namun seringnya diakibatkan oleh tindakan orang dewasa yang mengguncang bayi secara keras dengan tangan maupun kaki.

Aktivitas mengguncang bayi masuk dalam ketegori kekerasan pada anak.

Akibat dari Baby Shaken Syndrome

David Perlstein, MD, MBA, FAAP dalam www.medicinenet.com memaparkan beberapa akibat yang ditimbulkan oleh SBS:

1. Pendarahan pada otak

2. Kerusakan retina

3. Kerusakan syaraf (yang umumnya bersifat permanen)

4. Kebutaan

5. Cidera pada leher dan tulang belakang.

Akibat paling fatal dari SBS adalah kematian, umumnya di alami bayi dengan usia 3-8 bulan.

Di Indonesia, data gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh SBS belumlah ada, nampaknya belum ada yang mencoba melakukan survei.

Sebagai perbandingan, Shaken Baby Syndrome menjadi penyumbang 10%-12% kematian bayi di Amerika.

Penyebab Baby Shaken Syndrome

Di Indonesia khususnya, ada banyak kebiasaan orang tua yang berpotensi memberikan guncangan pada bayi dan bisa menjadi penyebab SBS.

Silakan ditambahkan jika Anda menemukan yang lain.

1. Menaruh bayi di ayunan

Membuat ayunan bayi menjadi tradisi yang diwariskan turun terumurun di Indonesia.

Pertanyaan sederhana, apa kebiasaan ibu atau pengasuh saat mendapati bayinya menangis di ayunan?

Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa saat bayi menangis di ayunan, orang tua atau pengasuh justru mengayun lebih keras.

2. Mengguncang saat menggendong

Aksi mengguncang bayi dalam gendongan biasa dilakukan ibu. Ada beragam alasan seperti membuat bayi tertawa atau menghentingan tangisan.

Beberapa pengasuh bayi juga terbiasa melakukannya.

Jika menggunakan jasa pengasuh, penting kiranya memberi pengertian pada mereka mengenai bahaya mengayun bayi baik dalam ayunan maupun gendongan.

3. Mengguncang bayi dengan tangan atau kaki

Tangisan bayi seringkali membuat banyak orang tua marah dan frustasi. Saat stress orang cenderung bertindak anarkis.

Contoh yang kerap dijumpai di masyarakat saat bayi menangis adalah membentak sembari mengguncang keras tubuh bayi dengan tangan.

Beberapa bahkan mengguncang dengan kaki (menyepak) karena tidak bisa mengontrol emosi.

Berlaku kasar hanya akan memperkeras tangisannya.

Tidak berhenti di sana, efek samping mengayun bayi adalah timbulnya Shaken Baby Syndrome jika guncangan tersebut sampai menyebabkan luka pada otak traumatik.

Anak adalah anugerah, adalah penting belajar mengontrol emosi dalam merawat buat hati untuk bisa memberikan pengasuhan terbaik.

4. Bermain dengan melempar bayi ke udara

Ini biasa dilakukan para ayah saat mengajak bayinya bercanda dengan melempar bayi ke udara.

Beberapa bayi akan tertawa diperlakukan seperti ini.

Alih-alih membuatnya tertawa, jika tanpa sengaja dilakukan dengan cukup keras, guncangan yang ditimbulkan justru bisa membahayakan mereka. 

Gejala Shaken Baby Syndrome

Luka otak akibat SBS tidak mudah diketahui karena tidak memperlihatkan luka seperti memar karena terjatuh atau terbentur.

Untuk membantu mengidentifikasi gangguan tersebut, berikut ini beberapa gejala pada bayi yang mengalami SBS sebagaimana dilansir www.mayoclinic.com.

1. Kesulitan bernafas

2. Muntah

3. Susah makan dan melemahnya daya isap pada saat diberi ASI

4. Warna kulit pucat kebiruan

5. Kejang

6. Menggigil berlebihan (tremor)

7. Kemunduran perkembangan seperti susah terjaga

8. Menangis keras dan melengking cukup lama

9. Lumpuh

10. Koma

Meski ayunan yang pelan relatif tidak berbahaya, kita tidak pernah benar-benar tahu seberapa besar dampak mengayun bayi karena organ mereka memang masih sensitif.

Ayunan dan guncangan efeknya bisa sama seperti benturan keras pada orang dewasa dalam sebuah kecelakaan mobil.

Menangis adalah sifat alami bayi. Kebiasaan mengayun bayi dengan keras, membentak dan mengguncang dengan tangan atau kaki, dan beragam perilaku kasar lainnya hanya akan membuat tangisan semakin keras.

Ada banyak faktor penyebab bayi menangis seperti lapar, haus, gerah, gatal, sakit, popok basah, kaget, dan masih banyak lagi.

Pahami penyebabnya agar lebih mudah menghentikan tangisnya.

Tentu Bunda tak ingin tangisan bayi bertambah kencang dan semakin frustasi bukan?

Coba baca artikel tentang cara menenangkan bayi yang menangis, barangkali bisa membantu Bunda mengatasi buah hati yang rewel.

9 Cara Agar Bayi Tidur Nyenyak Di Malam Hari

Sangat sulit mengatur waktu tidur bayi. Bahkan malam hari sekalipun kadang bayi belum juga mau tidur. Padahal ibu butuh waktu istirahat setelah seharian membereskan pekerjaan rumah sembari mengurus si kecil. Untuk itu seorang ibu perlu belajar cara agar bayi tidur nyenyak di malam hari.

Tips Supaya Bayi Tidur Nyenyak

Photo by WebMD

11 Cara Agar Bayi Tidur Nyenyak Di Malam Hari

1. Tenangkan Diri

Rasa lelah kerap membuat ibu frustasi. Jika ia dipeluk oleh ibu yang tidak rileks, si kecil pun jadi susah tidur. Cobalah mengatur nafas atau lakukan hal-hal yang membuat perasaan lebih tenang.

 

2. Trial & Eror

Jika kakaknya dulu mudah tidur cukup dengan dipeluk, belum tentu mempan untuk si kecil. Tiap bayi memiliki kenyamanan berbeda. Ada bayi yang mudah tidur dengan hanya dipeluk ibu, ada yang perlu digendong, ada yang musti diusap-usap pantatnya.

Nampaknya selama beberapa minggu perlu coba-coba dan amati mana yang membuat si kecil lebih mudah tidur.

 

3. Peka dan Fleksibel

Setelah menemukan teknik paling ampuh untuk membuat si kecil tidur, tetaplah peka. Kadang teknik tersebut hanya berhasil untuk beberapa waktu. Setelah itu si kecil bisa saja kembali susah tidur. Jadi bersikaplah peka dan fleksibel.

 

Gambar Bayi Lucu4. Responsif

Saat bayi mulai menguap, segera bawa ia menjauh dari keramaian. Jangan lupa beri tanda pada yang lain bahwa si kecil hendak tidur. Saat ia menguap seperti itu, Anda punya kesempatan untuk segera membawanya ke tempat yang tenang.

Jika bayi Anda termasuk yang energik, mungkin cukup sulit membuatnya berhenti bergerak. Saat ia terlihat kelelahan, segera bantu menghentikan aktivitasnya sebelum ia kelelahan dan berulah.

 

5. Atur Pencahayaan

Ada bayi yang takut gelap ada pula yang sulit tidur saat terang. Pahami kebiasaannya. Jika belum hafal, lebih amannya kondisikan tempat tidur dalam cahaya redup.

 

6. Hindari Aroma Menyengat

Aroma yang terlalu kuat kadang membuat penciumannya terganggu. Agar bayi tidur lebih cepat, hindari beberapa aroma kuat seperti wangi sprey, bau masakan, rokok, bunga, cat, dan sebagainya.

 

7. Hindarkan Alergen

Jika bayi kerap terlihat bangun tidur dengan hidup meler, mungkin ada yang membuatnya alergi. Agar bayi tidur pulas, hindarkan hal-hal yang membuat bayi tidak nyaman. Bebelapa alergen adalah debu, suhu terlalu panas, atau terlalu dingin. Adapula bayi yang sensitif dengan gigitan hewan tertentu. Lebih amannya, gunakan kelambu untuk mencegah hewan semacam nyamuk menyerang si kecil.

 

Gambar Jam Weker Cantik8. Atur Jam Tidurnya

Memang tak mudah membuat bayi tidur di malam hari dan terjaga di siang hari seperti orang dewasa. Namun kita selalu bisa mencoba untuk mengajarkan si kecil tidur malam hari. Perlu pembiasaan. Lakukan beberapa hal di atas agar bayi tidur di malam hari. Ulang dan terus ulangi agar si kecil terbiasa tidur malam.

 

9. Menyesuaikan Diri dengan Si Kecil

Tak mungkin kita memaksa si kecil untuk menyesuaikan dengan aktivitas kita. Jika memang aktivitas kita bentrok dengan si kecil, maka kita perlu mengatur ulang jadwal harian. Misalkan malam tak bisa tidur dan kerja pagi gak memungkinan, cobalah minta pada Si Bos untuk kerja shift siang.

Sharing pengalaman Anda Yuk…

Seperti kita tahu, tak mungkin memastikan teknik tertentu berhasil membuat bayi lebih cepat tidur. Untuk itu, jika Bunda punya cara agar bayi tidur nyenyak di malam hari yang belum ada dalam artikel ini, silahkan sharing di kolom komentar. Pengalaman Anda kan kami tambahkan pada artikel ini. Semoga membantu.

Hentikan Sekarang, Ini 6 Cara Menghindari Helicopter Parenting

Hentikan Sekarang, Ini 6 Cara Menghindari Helicopter Parenting

Cara Menghindari Helicopter Parenting, BUNDa.Co – Pernah tidak mendengar pola asuh helicopter? Tanpa disadari banyak lo orang tua yang menerapkannya. Padahal pola asuh model helicopter sangat tidak baik untuk masa depan anak. Hm, memangnya apa pengertian parenting ini dan bagaimana cara menghindari helicopter parenting? Yuk simak penjelasan berikut;

Helicopter Parenting

Apa kamu selalu membantu anak mengerjakan tugas sekolah karena khawatir dia akan tidur larut malam atau salah menjawab? Atau apa kamu sering kepo apa saja kegiatan anak dengan menghubungi gurunya? Kalau iya, berarti kamu juga menerapkan helicopter parenting.

Helicopter parenting adalah pola asuh orang tua yang terlalu mengkhawatirkan anak sehingga terkesan mengontrol setiap tindakan dan keputusan anak dalam segala hal. Bisa dibilang over-protective gitu deh.

Ada empat hal yang paling tidak menjadi ciri helicopter parenting yaitu sering ikut campur urusan anak, mengikuti anak ke mana pun pergi, terlalu mengkhawatirkan anak, dan berlebihan membantu anak (mengerjakan PR anak misalnya).

Dampak Helicopter Parenting

Ada banyak alas an orang tua menerapkan pola asuh ini. Bisa jadi karena orang tua selalu ingin anak dalam keadaan baik-baik saja dan termonitor. Kamu mungkin merasa sudah melakukan yang terbaik untuk anak. Tapi segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Berikut ini beberapa dampak negatif yang perlu dicermati.

  • Anak menjadi manja
  • Rasa percaya diri anak menurun
  • Anak lebih mudah cemas
  • Life-skill terhambat

Terbayang bagaimana masa depan anak nantinya? Jangan sampai anak dewasa  dengan sikap manja yang melekat ya.

6 Cara Menghindari Helicopter Parenting

Jangan Mengarahkan Anak

Tidak perlu mengikatkan tali sepatu anak usia 5 tahun atau memakaikannya baju kalau dia sendiri bisa melakukannya. Hindari mengarahkannya karena khawatir pada risiko normal yang mungkin dia hadapi untuk anak seusianya. Biarkan dia menyerap semua pengalaman itu.

Juga bukan ide bagus untuk terus menerus berbicara pada gurunya mengenai anak atau menggantikan anak untuk menjawab soal. Kalau anak memutuskan sesuatu dengan ragu-ragu, orang tua tidak perlu melewati batas dengan mambantunya.

Biarkan anak merasakan ketidaknyamanan jika keputusannya salah. Semua itu akan membuatnya belajar. Sekali lagi jangan cegah anak memperjuangkan sesuatu.

Jangan Terlalu Mengkhawatirkan Anak

Secara intuitif, orang tua akan selalu memikirkan anaknya. Tapi bukan berarti harus selalu fokus setiap pagi, siang, dan malam dengan membayangkan hal-hal terburuk. Lepaskan semua kekhawatiranmu tentang masa depannya seperti “bagaimana nanti jika dia tidak jadi seseorang saat besar nanti?” “Apa rasa malunya jadi tanda kalau dia tidak percaya diri?”

Menginterogasi anak juga tidak baik misalnya “kamu baik-baik saja? Apa kamu yakin?” Hal lain yang menjadi tanda kamu terlalu mengkhawatirkan anak adalah mengonfirmasi ketakutan. Khawatir boleh, tapi seperlunya saja. Biarkan anak menikmati pertumbuhannya dan menyelesaikan masalahnya.

Jangan Jadikan Anak Pusat Duniamu

Memang, anak adalah segalanya bagi orang tua. Tapi bukan menjadikan anak sebagai satu-satunya pemenuh kebutuhan emosi. Kamu hanya merasa senang jika dia senang, bukannya karena proses yang dia lakukan. Hal ini akan membuat orang tua cenderung memenuhi semua keinginan anak.

Jangan berdiri pada fungsi yang berlebihan. Sesekali, jadilah pengamat untuk anak bukannya eksekutor. Jika dia mampu melakukan sesuatu sendiri, biarkan saja walaupun tidak sebaik orang lain.

Selain itu, jangan jadikan prestasi anak sebagai validitas penilaianmu pada dirimu sendiri. Tidak perlu mengutuki diri karena nilai anak jelek padahal kamu sudah mengajarinya. Semua butuh proses.

Jangan Labeli Anak

Melabeli anak dengan positif atau negatif tidak baik karena secara tidak langsung dia akan meramalkan dirinya seperti itu atau mendorongnya memiliki karakter yang tidak tepat. Jangan ingatkan anak-anak untuk mengingat label mereka misalnya “yang cantik”, “yang malas” dan lain sebagainya.

Hindari juga mengatakan “kamu selalu…” atau “kamu tidak akan pernah bisa…” Biarkan mereka berproses dan membentuk pribadi mereka. Jangan lagi memenuhi hari mereka dengan “ramalan”-mu.

Jangan Tersinggung Jika Anak Berbeda dari Orang Tua

Mungkin kamu terlalu percaya pada pepatah yang mengatakan “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” sehingga berharap anak akan sangat mirip dengan orang tuanya. Kamu seolah tidak percaya jika dia punya pemikiran sendiri yang ternyata berbeda darimu.

Kamu merasa perlu membinanya agar semirip mungkin atau menerima pendapatmu. Padahal, mereka tetaplah individu lain yang punya pandangan sendiri. Jika kamu tetap memaksakan hal ini, mereka tidak akan bisa memutuskan dengan baik. Biarkan mereka menyampaikan gagasannya dan lihatlah kamu akan bangga dibuatnya.

 

Saat terlalu fokus pada anak, bukan tidak mungkin kamu akan melupakan semua urusanmu. Beri perhatian pada anak secukupnya. Biarkan dia belajar dari kesalahan yang dibuatnya. Dia akan memahami bahwa semua keputusan mengandung konsekuensi.

Mulai sekarang, kurangilah rasa khawatir yang berlebihan pada anak. Semua itu demi masa depan mereka. Jadi, begitu ya cara menghindari helicopter parenting. Yuk, mulai sedini mungkin.

Pahami Penyebab Ubun-Ubun Bayi Menonjol

Pahami Penyebab Ubun-Ubun Bayi Menonjol

Setelah sebelumnya kami paparkan kondisi ubun-ubut bayi mengembung, kali ini kita akan membahas penyebab ubun ubun bayi menonjol/menggembung.

Penyebab Umum Ubun-Ubun Bayi Menonjol

Penyebab Ubun Ubun Bayi Menonjol atau MenggembungAda beberapa hal yang menjadi penyebab ubun-ubun menonjol (bulging fontanelle) pada bayi, yakni sebagai berikut.

1. Encephalitis, radang otak yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.

2. Hidrosefalus, kelebihan cairan otak yang bisa terjadi sejak lahir ataupun akibat luka yang terinfeksi.

3. Meningitis-radang otak dan jaringan saraf tulang belakang yang disebabkan infeksi virus atau bakteri.

4. Hipoksia-Iskemik Ensefalopati, pembengkakan otak dan kerusakan yang terjadi ketika otak bayi kekurangan oksigen dalam jangka waktu lama.

5. Perdarahan di otak

6. Trauma kepala

 

Penyebab Khusus Ubun-Ubun Bayi Mengembung/Menonjol

Sebagaimana di paparkan harian online HealthLine, ubun-ubun menonjol tak hanya disebabkan oleh hal-hal di atas. Dalam beberapa kasus, ditemukan penyebab lain sebagai berikut.

1. Tumor otak

2. Penyakit dari digigitan kutu yang terinfeksi

3. Penyakit Adrenal Addison yang membuat tubuh tidak memproduksi hormon dengan baik.

4. Gagal jantung yang menyebabkan terjadinya penumpukan cairan di beberapa bagian tubuh.

5. Leukemia-kanker sel darah putih

6. Kadar elektrolit darah tidak normal akibat masuknya bahan kimia tertentu, seperti natrium dan kalium, yang tidak seimbang.

6. Hipertiroid yang membuat tubuh memproduksi hormon lebih banyak dari normal.

7. Penyakit maple syrup urine akibat tubuh tidak bisa memecah protein dengan baik.

8. Anemia

 

Kapan si Kecil Perlu di Bawa ke Dokter?

Gambar Dokter dan BayiSecara umum, ada beberapa hal yang membuat ubun-ubun bayi menonjol namun tidak berbahaya, yakni:

  • Bayi berbaring
  • Bayi muntah
  • Bayi menangis

Untuk memastikan apakah ubun-ubun si kecil benar-benar menggembung, cobalah menenangkannya lalu posisian bayi sehingga kepalanya berada dalam posisi tegak.

Jika dalam posisi tegak ubun-ubun bayi masih menonjol dan menggembung, segeralah pergi ke dokter.

Warning! Jangan menunggu membuat janji dengan dokter karena si kecil membutuhkan penanganan medis SEGERA. Pergilah ke instalasi gawat darurat terdekat, terlebih jika Bunda mendapati si kecil demam dan terlihat seperti mengantuk. [Src: HealthLine.com, NLM.nih.gov, MayoClinic.org]

Penjelasan dan Gambar Ubun-Ubun Bayi Menggembung Vs Normal

Penjelasan dan Gambar Ubun-Ubun Bayi Menggembung Vs Normal

Sebelum lebih jauh membahas tentang ubun-ubun menggembung pada bayi, baiknya kita pahami mengenai struktur tengkorak bayi. Tengkorak terdiri dari banyak tulang, tujuh di tengkorak itu sendiri dan 14 di daerah wajah. Tulang-tulang ini bergabung dan memberi bentuk wajah dan kepala pada manusia. Sementara tulang pada kepala berfungsi melindungi dan menyokong otak.

Pertemuan tulang tampak seperti jahitan, disebut sutures.

Saat lahir, tulang-tulang belum bergabung sehingga saat lahir, memungkinkan kepala bayi lebih fleksibel dan membuatnya lebih mudah melewati jalan lahir yang sempit.

Sutures mendapatkan nutrisi dan mineral yang membuatnya mengeras dan kuat dari waktu ke waktu.

Gambar Ubun-Ubun

Pada bayi, bergabungnya antar tulang masih menyisakan “titik empuk” yang disebut fontanelle (ubun-ubun). Biasanya ada tiga “titik empuk/ubun-ubun” pada bayi yang terletak di atas, belakang dan sisi kepala. Seperti halnya sutures, fontanelle juga mengeras dari waktu ke waktu menjadi tertutup, padat, dan keras.

 

Ubun-Ubun Normal Vs Ubun-Ubun Menggembung

“Titik lemah/ubun-ubun” di bagian belakang kepala biasanya menutup saat bayi berusia 1-2 bulan.

“Titik lemah/ubun-ubun” di bagian atas kepala biasanya menutup antara 7-19 bulan.

Sebelum itu, ketika bayi menangis, berbaring, atau muntah, titik lemah/ubun-ubun terlihat tegang dan menonjol. Namun saat kondisinya tenang, harusnya kembali dalam posisi normal.

Ubun ubun bayi menonjol, Ubun ubun bayi menggembung

Orang tua haruslah tahu seperti apa ubub-ubun bayinya, paling tidak amati bentuknya normal atau tidak. Ubun-ubun menonjol atau menggembung adalah tanda adanya pembengkakan atau penumpukan cairan di otak.

Pembengkakan dapat menyebabkan tekanan tengkorak meningkat, akibatnya bisa merusak perkembangan otak bayi. Jika Bunda menjumpai ubun-ubun bayi yang menggembung, segeralah bawa si kecil ke dokter. [Src: HealthLine.com, NLM.nih.gov]

Baca Juga: Penyebab Ubun-Ubun Menonjol pada Bayi