Bunda.Co – Penyakit herpes pada ibu hamil bisa menyebabkan keguguran, kerusakan syaraf janin, hingga penularan virus dari kulit kelamin ibu ke bayi saat persalinan.
Bagi yang sudah terinfeksi sebaiknya lakukan persalinan sesar agar bayi tidak tertular virus dari organ genital ibu.
Herpes termasuk dalam kelompok penyakit TORCH, yakni penyakit yang dapat mengganggu kehamilan.
Virus herpes ada dua tipe, Herpes Simplex Virus Tipe 1 (HSV-1) biasanya menyerang mulut dan Herpes Simplex Virus Tipe 2 (HSV-2) yang biasanya menyerang organ genital.
Seks Oral Menjadi Penyebab Herpes Genital
Penyebab utama herpes genital adalah aktifitas seksual dengan mereka yang terinfeksi. Herpes ditularkan melalui cairan sperma maupun cairan kelamin wanita. Dulu, herpes yang menyerang mulut diduga tidak bisa ditularkan ke organ gelital, namun rupanya hasil penelitian di lapangan menunjukkan hasil mengejutkan.
HSV-1 yang dulunya diketahui hanya menyerang mulut ternyata bisa ditularkan ke organ genital melalui seks oral. Begitu juga dengan HSV-2 yang sebelumnya hanya ditemukan pada organ genital ternyata juga dapat ditularkan ke mulut melalui seks oral.
Resiko penularan herpes pada wanita lebih besar dua kali lipat ketimbang pada pria. Tingginya resiko wanita yang tertular karena permukaan genital wanita lebih lebar dan lebih terbuka.

Baru-baru ini kasus penyakit herpes genital maupun oral semakin meningkat. Jika saat remaja sudah terinfeksi herpes maka suatu saat berpotensi kambuh kembali karena sekali terinfeksi, virus akan selamanya dalam tubuh.
Pada remaja putri, terinfeksi herpes bisa menjadi masalah serius karena mereka nantinya akan jadi ibu hamil. Sebaiknya remaja putri tahu bahwa adanya herpes pada kehamilan dan persalinan bisa membahayakan ibu dan janin.
Ciri-Ciri Penyakit Herpes Genital
Saat merencanakan kehamilan, sebaiknya ibu melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu untuk mengetahui ada tidaknya penyakit yang bisa menyebabkan gangguan kehamilan.
Mengenali ciri-ciri penyakit herpes pada wanita sangat penting sehingga jika memang diketahui mengidap herpes, bisa segera dilakukan penanganan. Meski tidak bisa disembuhkan total, deteksi dini tentu lebih baik bagi kehamilan dan janin. Berikut ciri-ciri penyakit herpes genital pada wanita:
1. Muncul semacam bisul kecil berwarna kemarahan yang jika pecah keluar air dan menyebabkan luka.
2. Nyeri
3. Demam
4. Flu
5. Sakit kepala, dan
6. Gemetaran pada kelenjar (misalnya kelenjar di leher)
Infeksi virus herpes tidak selalu menunjukkan gejala. Disarankan melakukan pemeriksaan ke dokter terutama saat merencanakan kehamilan, saat hamil, dan saat menjelang persalinan. Keselamatan ibu dan janin tentu sangat penting bukan?
Berbahaya: Terinfeksi Pertama Kali saat Hamil
Pengaruh herpes terhadap kehamilan bervariasi antara satu ibu dengan yang lainnya. Pengaruh herpes pada kehamilan yang bisa sangat membahayakan jika infeksi pertama kali terjadi semasa kehamilan.
Infeksi herpes yang terjadi pertama kali saat hamil lebih berbahaya ketimbang herpes yang sudah ada dalam tubuh ibu sebelum kehamilan dimulai.
Saat seseorang pertama kali terinfeksi herpes, umumnya gejala yang dirasakan lebih buruk ketimbang gejala herpes kambuhan. Sebagaimana dilaporkan New York Times, berikut penjelasan mengapa herpes yang pertama kali menginfeksi saat hamil lebih berbahaya ketimbang yang sudah ada sebelum kehamilan.
1. Ketika pertama kali menginfeksi, biasanya herpes memiliki masa aktif menyerang yang lebih lama ketimbang herpes kambuhan. Itu artinya lebih banyak partikel herpes yang berkembang dalam tubuh penderita.
2. Infeksi yang terjadi ketika ibu sudah hamil membuat tubuh ibu tidak memiliki cukup waktu untuk membuat antibodi terhadap penyerangan virus herpes. Alhasil tubuh ibu tidak bisa memberikan kekebalan tubuh bagi bayi terhadap virus herpes. Padahal saat persalinan normal, tubuh bayi akan bersinggungan dengan alat kelamin ibu yang bisa membuat bayi tertular.
Ibu Hamil Terkena Herpes? Ini Solusinya!
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim New York Times, diketahui bahwa herpes dapat menyebabkan keguguran. Situs Inggris BabyCentre.co.uk juga menyatakan bahwa virus herpes bisa menyebabkan keguguran.
Dalam kasus ini, virus herpes bisa masuk ke saluran plasenta sehingga menjadi salah satu penyebab keguguran.
Meskipun demikian, ibu tidak harus terlalu panik karena kasus keguguran akibat herpes sangat jarang terjadi. Ahli Kandungan Hamed Al-Taher memaparkan, ibu hamil yang terkena herpes hanya perlu ke dokter untuk mengontrol perkembangan virus herpes. Masih menurut Taher, biasanya dokter akan memberikan antivirus.
Masalah yang sesungguhnya justru terjadi saat persalinan. Jika persalinan terjadi secara normal sementara penyakit herpes ibu sedang kambuh, bayi bisa tertular saat melewati jalan lahir. Infeksi herpes bisa menyebabkan masalah serius pada bayi karena kekebalan tubuhnya masih berkembang dan belum sebaik orang dewasa.

Oleh karenanya, persalinan normal dapat membahayakan kesehatan bayi. Sejauh ini langkah penanganan yang tepat adalah dengan operasi sesar. Teknik melahirkan secara sesar membuat tubuh bayi tidak perlu bersinggungan dengan alat genital ibu.
Tips Mencegah Penularan Herpes pada Bayi
Selalu ingat bahwa penyakit herpes sangat mudah menular. Bagi ibu hamil yang terinfeksi herpes, lakukan pencegahan agar buah hati tidak ikut terinfeksi. Kekebalan tubuh bayi masih belum sebaik orang dewasa. Berikut tips yang bisa ibu lakukan:
1. Pisahkan handuk dan alat mandi bayi.
2. Jaga kebersihan alat makan bayi.
3. Biasakan mencuci tangan sehabis dari toilet atau setelah menyentuh luka.
4. Saat herpes kambuh dan menyerang mulut, jangan sekalipun mencium bayi sampai luka benar-benar sembuh.
5. Meskipun tidak sedang kambuh, jangan mencium dengan mulut secara berlebihan yang membuat air liur ibu mengenai kulitnya. Meskipun tidak sedang kambuh, virus herpes mungkin saja ada di air liur.
6. Letakkan handuk bersih atau selimut ketika hendak memangku bayi agar antara tubuh ibu dan bayi ada pemisah.
7. Usahakan tidak menyentuh bayi terutama saat kulit ibu tengah terkena herpes.
Selain ketujuh hal di atas, jangan lupa komunikasikan dengan suami untuk turut serta menjaga bayi agar tidak tertular penyakit herpes dari orang tuanya. Terlebih jika suami juga menderita herpes, beri dia pengertian agar ekstra hati-hati saat menyentuh buah hati.