Penyakit Herpes pada Ibu Hamil, Kenali Gejalanya Sejak Dini

Bunda.Co – Terinfeksi penyakit herpes pada kehamilan awal dapat menyebabkan keguguran, kerusakan syaraf, hingga kebutaan pada janin.
Sebelum lebih jauh membicarakan penyebab dan gejala penyakit herpes, rasanya lebih tepat jika dimulai dengan mengetahui apa dan bagaimana penyakit herpes.

Herpes masuk dalam kelompok penyakit TORCH.

TORCH merupakan sebutan atau akronim dari kelompok penyakit yang dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan janin, terdiri dari:

1. Toxoplasmosis
2. Other (seperti syphilis, varicella, mumps, parvovirus dan HIV)
3. Rubella
4. Cytomegalovirus
5. Herpes simpleks

TORCH kadang disebut dengan STORCH atau TORCHES. Adapun penyebabnya bisa virus, bakteri, maupun protozoa.

Baju Tidur Pengantin

Kelompok penyakit ini memiliki beragam akibat, yang paling umum adalah kelainan janin, keguguran, hingga penularan pada bayi.

Tipe Herpes Simplex dan Penularannya

Pada pengkajian lebih lanjut, sebagaimana dilansir NYTimes.com, penyakit herpes dibagi menjadi dua tipe yakni Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1) dan Herpes Simplex Tipe 2 (HSV-2).

HSV-1 menyerang mulut dan bibir, berupa cold sore yakni semacam lepuhan-lepuhan kecil yang kadang nampak seperti jerawat dengan warna kemerahan.

Herpes tipe ini bisa ditularkan dari organ genital ke mulut melalui hubungan seks oral (lewat mulut).

Gambar Foto Jual Lingerie Murah Import Indonesia

HSV-2 menyerang organ genital. Penularannya juga terjadi terjadi lewat kontak kulit antar organ genital maupun dari organ genital ke mulut melalui seks oral.

Penularan ini karena dalam seks oral maupun intercourse (memasukkan Mr. P ke Mrs. V) terjadi pertukaran cairan.

Jika seseorang terinfeksi virus herpes, akan dengan mudah menularkan penyakit ini ke siapapun yang menjalin kontak dengannya.

Penyakit Herpes Genitalis

Gejala herpes berbeda antara satu penderita dengan yang lainnya. Pasalnya, penyakit ini tidak selalu terekspresi, dalam artian adakalanya virus aktif adakalanya tidak.

Seseorang yang pernah terinfeksi umumnya tubuh akan selamanya menyimpan virus ini dan sewaktu-waktu bisa saja kambuh.

Gejala herpes genitalis sebagaimana dilansir mayoclinic.com¹:

1). Gejala Herpes Genitalis pada Pria

Gejala herpes genital pada pria akan muncul gelembung kecil sepertu bisul yang kemudian pecah lalu menjadi koreng.

Luka tersebut muncul di organ genital dan sekitarnya seperti penis, skortum, paha, anus, pantat, kandung kemih, hingga saluran kencing.

2). Gejala Herpes Genitalis pada Wanita

Mengenali ciri-ciri penyakit herpes pada wanita sangat penting sehingga jika memang diketahui mengidap herpes, bisa segera dilakukan penanganan.

Meski tidak bisa disembuhkan total, deteksi dini tentu lebih baik kelak bila merencanakan kehamilan serta kesehatan si janin.

Gejala herpes genital pada wanita akan muncul bentuk luka sama seperti pada pria. Berikut ciri-ciri penyakit herpes genital pada wanita:

1. Muncul semacam bisul kecil berwarna kemarahan yang jika pecah keluar air dan menyebabkan luka.
2. Nyeri
3. Demam
4. Flu
5. Sakit kepala, dan
6. Gemetaran pada kelenjar (misalnya kelenjar di leher)

Infeksi virus herpes tidak selalu menunjukkan gejala.

Disarankan melakukan pemeriksaan ke dokter terutama saat merencanakan kehamilan, saat hamil, dan saat menjelang persalinan. Keselamatan ibu dan janin tentu sangat penting bukan?

Herpes pada wanita menyerang organ genital dan sekitarnya seperti vagina, pantat, paha, anus, hingga servics (leher rahim).

Sebagaimana sebagian telah disebutkan diatas, gejalanya yaitu keluar nanah dari kemaluan, demam, pusing, nyeri sendi, hingga pembengkakan kelenjar getah bening sebagai reaksi dari adanya serangan virus terhadap tubuh.

Penyakit herpes belum tentu terlihat karena virus tidak selalu aktif.

Oleh karenanya setia pasangan sangatlah penting untuk memperkecil tertularnya beragam penyakit seksual seperti herpes.

Pengaruh Virus Herpes pada Kehamilan

Saat merencanakan kehamilan, sebaiknya ibu melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu untuk mengetahui ada tidaknya penyakit yang bisa menyebabkan gangguan kehamilan.

Ibu hamil yang terinfeksi virus herpes pada minggu-minggu awal bisa mengalami keguguran.

Pun misalkan tidak sampai terjadi keguguran dan bayi bisa diselamatkan, umumnya tetap berbahaya bagi janin karena infeksi virus herpes dapat menyebabkan cacat sistem syaraf dan penglihatan.

Jika ibu terinfeksi HSV-2 di bulan-bulan akhir kehamilan, meski janin diketahui sehat, baiknya hindari melahirkan secara normal.

Sebagaimana dijelaskan bahwa HSV-2 menyerang organ genital.

Saat bayi lahir secara normal, kulit bayi bersinggungan dengan kulit vagina ibu sehingga beresiko tertular herpes.

Pengaruh herpes terhadap kehamilan bervariasi antara satu ibu dengan yang lainnya.

Pengaruh herpes pada kehamilan yang bisa sangat membahayakan jika infeksi pertama kali terjadi semasa kehamilan.

Infeksi herpes yang terjadi pertama kali saat hamil lebih berbahaya ketimbang herpes yang sudah ada dalam tubuh ibu sebelum kehamilan dimulai.

Saat seseorang pertama kali terinfeksi herpes, umumnya gejala yang dirasakan lebih buruk ketimbang gejala herpes kambuhan.

Sebagaimana dilaporkan New York Times, berikut penjelasan mengapa herpes yang pertama kali menginfeksi saat hamil lebih berbahaya ketimbang yang sudah ada sebelum kehamilan.

1. Ketika pertama kali menginfeksi, biasanya herpes memiliki masa aktif menyerang yang lebih lama ketimbang herpes kambuhan.

Itu artinya lebih banyak partikel herpes yang berkembang dalam tubuh penderita.

2. Infeksi yang terjadi ketika ibu sudah hamil membuat tubuh ibu tidak memiliki cukup waktu untuk membuat antibodi terhadap penyerangan virus herpes.

Alhasil tubuh ibu tidak bisa memberikan kekebalan tubuh bagi bayi terhadap virus herpes.

Padahal saat persalinan normal, tubuh bayi akan bersinggungan dengan alat kelamin ibu yang bisa membuat bayi tertular.

Cara Aman Melahirkan jika Terkena Penyakit Herpes

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim New York Times, diketahui bahwa herpes dapat menyebabkan keguguran.

Situs Inggris BabyCentre.co.uk juga menyatakan bahwa virus herpes bisa menyebabkan keguguran.

Dalam kasus ini, virus herpes bisa masuk ke saluran plasenta sehingga menjadi salah satu penyebab keguguran.

Meskipun demikian, ibu tidak harus terlalu panik karena kasus keguguran akibat herpes sangat jarang terjadi.

Ahli Kandungan Hamed Al-Taher memaparkan, ibu hamil yang terkena herpes hanya perlu ke dokter untuk mengontrol perkembangan virus herpes.

Masih menurut Taher, biasanya dokter akan memberikan antivirus.

Masalah yang sesungguhnya justru terjadi saat persalinan. Jika persalinan terjadi secara normal sementara penyakit herpes ibu sedang kambuh, bayi bisa tertular saat melewati jalan lahir.

Infeksi herpes bisa menyebabkan masalah serius pada bayi karena kekebalan tubuhnya masih berkembang dan belum sebaik orang dewasa.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melahirkan dengan operasi sesar sehingga bayi tidak perlu bersentuhan dengan organ genital ibu yang sudah terinfeksi.

Cara ini sudah umum dilakukan di negara-negara maju.

Jadi jika terlanjur terinfeksi herpes, operasi sesar bisa menjadi salah satu pilihan terbaik untuk melahirkan.

Tips Mencegah Penularan Penyakit Herpes saat Hamil

Saat berhubungan seks, resiko penularan herpes pada wanita dua kali lebih besar dari pria.

Jadi ketika wanita positif hamil, segeralah berikan perhatian ekstra pada kesehatan. Ada empat tips yang dapat dilakukan wanita saat mengetahui dirinya hamil.

1. Hindari Seks dan/ataupun Seks Oral

Herpes dapat ditularkan dari mulut ke organ genital, oleh karenanya jika dijumpai luka kemerahan pada mulut pasangan, hindari seks oral karena virus dari mulut dapat ditularkan ke vagina.

Penyebab utama herpes genital adalah aktifitas seksual dengan mereka yang terinfeksi.

Herpes ditularkan melalui cairan sperma maupun cairan kelamin wanita.

Dulu, herpes yang menyerang mulut diduga tidak bisa ditularkan ke organ gelital, namun rupanya hasil penelitian di lapangan menunjukkan hasil mengejutkan.

HSV-1 yang dulunya diketahui hanya menyerang mulut ternyata bisa ditularkan ke organ genital melalui seks oral.

Begitu juga dengan HSV-2 yang sebelumnya hanya ditemukan pada organ genital ternyata juga dapat ditularkan ke mulut melalui seks oral.

Resiko penularan herpes pada wanita lebih besar dua kali lipat ketimbang pada pria.

Tingginya resiko wanita yang tertular karena permukaan genital wanita lebih lebar dan lebih terbuka.

Baru-baru ini kasus penyakit herpes genital maupun oral semakin meningkat.

Jika saat remaja sudah terinfeksi herpes maka suatu saat berpotensi kambuh kembali karena sekali terinfeksi, virus akan selamanya dalam tubuh.

Pada remaja putri, terinfeksi herpes bisa menjadi masalah serius karena mereka nantinya akan jadi ibu hamil.

Sebaiknya remaja putri tahu bahwa adanya herpes pada kehamilan dan persalinan bisa membahayakan ibu dan janin.

2. Jangan Melakukan Seks di Trimester Pertama Kehamilan

Pada minggu-minggu awal kehamilan, embrio dalam rahim masih lemah.

Terinfeksi di kehamilan awal bisa berakibat pada keguguran dan kecacatan pada janin.

Jika tidak yakin pasangan bebas dari infeksi herpes, HIV, chlamydia, lainnya, baiknya hentikan aktivitas seks.

3. Lakukan Pemeriksaan ke Dokter

Karena gejala herpes belum tentu terlihat, akan lebih baik dilakukan pengecekan kesehatan ke dokter.

Jika istri atau suami terbukti bersih dari virus herpes, aktivitas seks di trismester pertama tidak lagi menjadi masalah.

Jika ternyata diketahui sudah terinfeksi, maka dokter akan segera memberitahu treatment apa yang seharusnya diambil.

Mencegah lebih dini selalu lebih baik ketimbang menunggu yang jika terlambat bisa berakibat fatal.

4. Setia pada pasangan

Setelah melakukan pengecekan ke dokter dan didapati suami maupun istri bersih dari virus, tips yang tak kalah penting adalah setia pada pasangan.

Faktanya, resiko tertular penyakit herpes bagi mereka yang sering berganti pasangan sangatlah besar.

Hadirnya buah hati selalu dinanti setiap pasangan karena menjadi penyempurna sebuah keluarga.

Jangan sampai buah hati yang dinanti-nanti justru tidak sempat terlahir karena keguguran, atau terlahir dengan saraf terganggu akibat tekena penyakit herpes.

Berkomitmen menjaga diri sendiri adalah langkah awal yang tepat demi menjaga kesehatan keluarga.

Tips Mencegah Penularan Herpes pada Bayi

Selalu ingat bahwa penyakit herpes sangat mudah menular. Bagi ibu hamil yang terinfeksi herpes, lakukan pencegahan agar buah hati tidak ikut terinfeksi.

Kekebalan tubuh bayi masih belum sebaik orang dewasa. Berikut tips yang bisa ibu lakukan:

1. Pisahkan handuk dan alat mandi bayi.

2. Jaga kebersihan alat makan bayi.

3. Cuci Tangan

Biasakan mencuci tangan sehabis dari toilet atau setelah menyentuh luka.

4.Hindari Mencium Bayi

Saat herpes kambuh dan menyerang mulut, jangan sekalipun mencium bayi sampai luka benar-benar sembuh.

5.Jaga Air Liur

Meskipun tidak sedang kambuh, jangan mencium dengan mulut secara berlebihan yang membuat air liur ibu mengenai kulitnya.

Meskipun tidak sedang kambuh, virus herpes mungkin saja ada di air liur.

6.Selalu Menjaga Kebersihan Bayi

Letakkan handuk bersih atau selimut ketika hendak memangku bayi agar antara tubuh ibu dan bayi ada pemisah.

7. Hindari Kontak langsung

Usahakan tidak menyentuh bayi terutama saat kulit ibu tengah terkena herpes.

Selain ketujuh hal di atas, jangan lupa komunikasikan dengan suami untuk turut serta menjaga bayi agar tidak tertular penyakit herpes dari orang tuanya.

Terlebih jika suami juga menderita herpes, beri dia pengertian agar ekstra hati-hati saat menyentuh buah hati.

Baca artikel terkait di sini:

Gejala Herpes Genitalis pada Wanita & Pria 

Baju Tidur Pengantin