Karir atau Ibu Rumah Tangga? Pilihan dan Konsekuensinya

Ada yang bilang, wanita itu sukses kalau bisa handle urusan rumah tangga dan mengurus anak dengan baik. Mereka yang berkarir bilang, sedikit waktu untuk keluarga asal berkualitas itu sudah cukup, sebab stress karena bosan di rumah juga berakibat buruk bagi keluarga.

Karir atau Ibu Rumah Tangga

Hmmm… Sobat BUNDA.co sendiri bagaimana? Pilih karir atau ibu rumah tangga? Atau saat ini sedang menjalani dua peran sekaligus, merasa 24 sehari tidak cukup dan merasa semua ini gila karena bahkan tak sempat mengurus diri sendiri?

Setidaknya, secara umum ada beberapa kondisi yang membuat seorang wanita dihadapkan pada dua pilihan.

Bagi yang belum ada momongan, mungkin belum terlalu harus memilih. Setidaknya pekerjaan rumah tangga barulah masak, mencuci, dan membersihkan ruangan.

Urusan masak bisa beli kalau memang sedang sangat lelah, mencuci juga bisa dibantu mesin cuci. Pekerjaan jadi lebih ringan. Lalu bagaimana saat Tuhan telah menititipkan momongan?

Momongan adalah hal yang ditunggu-tunggu setiap pasangan. Saat momongan datang, pasangan muda yang wanitanya bekerja mulai bingung. Usai melahirkan, siapa yang akan merawat si kecil? Baby sitter, orang tua, atau mertua?

Bukankah tahun-tahun pertama adalah masa emas dan seorang ibu perlu memberikan pengasuhan terbaik. Maukah baby sitter mengajarkan hanya hal baik pada si kecil? Akankah orang tua atau mertua tidak terlalu memanjakannya?

Wanitapun dilema, akankah meninggalkan pekerjaan agar bisa fokus mengurus si kecil?

 

Saat Istri Memilih Tetap Bekerja

Empat tahun pertama adalah masa paling penting bagi perkembangan otak bayi. Profesor psikologi Universitas Harvard menyatakan, jika pada periode emas yakni 0-4 tahun syaraf otak bayi diberikan rangsanga, otaknya akan berkembang optimal, kesadaran meningkat, dan kemampuan belajar serta mengingatnya menjadi lebih baik.

Jika jenis pekerjaan Anda tidak fleksibel, dalam artian pergi pagi pulang sore, otomatis harus ekstra pintar membagi waktu. Sebab, tak hanya anak yang butuh perawatan. Hubungan rumah tangga sekalipun butuh nutrisi.

Suami stress Karena pekerjaan bertemu istri yang lelah setelah seharian bekerja di kantor di tambah harus mengurus pekerjaan rumah tangga bisa membuat keduanya lupa untuk membina hubungan agar tetap harmonis.

Untuk itu, jika memilih tetap bekerja, usahakan bersikap professional dengan tidak membawa masalah kantor ke rumah. Suami yang lelah bekerja tentu ingin segera pulang karena di rumah ada senyum istri yang akan mengurangi rasa lelahnya.

 

 

Memilih Istri Memilih Berhenti Bekerja

Perkirakan dengan cermat, setelah berhenti bekerja, apakah keuangan keluarga masih tetap stabil?

Jika memang penghasilan suami sudah cukup, pertimbangkan juga apa yang hendak dilakukan setelah berada di rumah. Menjadi ibu rumah tangga bukanlah pekerjaan yang bisa dianggap spele.

Di kantor, saat bekerja dengan maksimal, biasanya akan ada reward yang jelas. Pujian dari bos maupun rekan kerja, promosi jabatan, dan tentu saja kenaikan gaji. Merasa pekerjaan diakui oleh banyak tentu memberikan kebahagiaan tersendiri menambah semangat kerja.

Nah, ketika menjadi ibu rumah tangga, meski sudah mengerjakan tugas rumah tangga semaksimal mungkin, jangan heran jika yang terdengar bukan pujian. Justru yang sering keluar dari mulut suami atau anak,

“Masakan Mama kok gak seenak masakan Nenek sih…”

“Rumah kok masih berantakan sih Ma…”

Belum lagi, bagi yang terbiasa menangani pekerjaan kantor, ketika setiap saat hanya dihadapkan dengan urusan rumah tangga, bisa sangat bosan.

Bosan mengurus rumah tangga juga bisa menyebabkan stress sama seperti halnya saat bekerja di luar rumah. Beberapa orang mungkin merasa stress pekerjaan kantor lebih ringan dibandingkan stress akibat bosan di rumah.

 

Management Stress

Baik menjadi wanita karir maupun ibu rumah tangga, keduanya sama-sama memiliki sisi negatif dan sisi positif. Bagaimanapun juga, stress adalah salah satu sisi negatif yang bisa dialami siapapun. Untuk ini, istri dan suami harus sepakat untuk saling menjaga dan menyayangi.

Saling menjaga bukan sekedar memastikan pasangan sehat secara fisik, namun juga saling membantu agar keduanya sehat secara psikis. Caranya, sempatkan untuk menikmati kebersamaan entah dengan jalan-jalan sore, menonton film, liburan, atau sekedar duduk bersama mengobrol di teras sambil minum teh. Jika pikiran segar, aktifitas yang melelahkanpun akan terasa lebih ringan.

Memilih karir atau ibu rumah tangga keduanya sama-sama baik asalkan dilakukan dengan penuh dedikasi, dan tentunya berdasarkan kesepakatan bersama suami. Keduanya memiliki sisi baik, jadi jempol untuk yang memilih menjadi wanita karir, jempol juga untuk yang memilih menjadi ibu rumah tangga. Yang penting, heppiiii….. Right?

Patut Dicoba! 8 Cara Mengubah Kebiasaan Buruk Pasangan

Cara Mengubah Kebiasaan Buruk Pasangan, BUNDA.Co – Tidak ada orang yang sempurna, tapi bukan berarti tidak bisa menjadi lebih baik. Begitu pula saat kamu mendapati pasangan punya kebiasaan-kebiasaan buruk yang bikin sebel. Saat kamu merasa terganggu, bukan berarti tidak cinta kan? Jadi, sah-sah saja jika kamu mulai mencari cara mengubah kebiasaan buruk pasangan. Menerima apa adanya bukan termasuk membiarkan kebiasaan buruk hingga terbawa dan bertahan lo.

Sebuah pernikahan bias langgeng jika kedua individu menyadari untuk menampilkan hal terbaik dari dirinya untuk membahagiakan pasangannya. Kamu pasti tidak ingin rumah tangga kacau hanya karena pasangan yang egois tidak mau berubah kan? Yuk, simak tips berikut:

8 Cara Mengubah Kebiasaan Buruk Pasangan

Fokus pada Solusi

Ketimbang kamu menceramahinya setiap hari, akan lebih baik jika kamu sampaikan dengan lembut apa yang kamu rasakan mengenai kebiasaan buruknya. Biarkan dia memikirkan apa yang kamu katakan dan mencari solusinya.

Percayalah bahwa dia bisa kamu andalkan dengan memberinya kesempatan untuk patut dipercaya. Ingat, yang kamu butuhkan adalah solusi bukannya menciptakan masalah baru.

Sabar

Jangan pernah berpikir bahwa kebiasaan buruk bisa hilang dalam sehari. Kalau pun kamu yang di posisi yang sama, kamu juga akan keberatan. Kamu perlu bersabar menunggunya mengenyahkan kebiasaan itu satu per satu.

Sesekali mungkin dia akan lupa, tapi itu bukan masalah. Ingatkan dengan suara rendah dan mata perhatian. Kamu boleh juga membantunya misalnya, dia meletakkan baju dan celana kotor di lantai. Kamu bisa ambil celana atau baju dan minta dia mengambil sisanya untuk dibawa ke mesin cuci.

Gunakan Super Power yang Kamu Miliki

Jangan hanya berdiam diri ketika dia kebingungan harus melakukan apa untuk menghilangkan kebiasaan buruknya. Kamu juga bisa ikut serta membantunya. Misalnya pasangan memiliki kebiasaan makan junk food, nah kamu yang pandai masak bisa membuatkan makanan sehat dan lezat. Tidak bisa masak? Tidak ada salahnya belajar.

Yakinlah pengorbananmu tidak akan sia-sia. Alih-alih mencari cara mengubah kebiasaan buruk pasangan, kamu juga bisa dapat keahlian baru. Asyik kan? Dengan semua ide kreatif yang kamu punya, “menguasai” pasangan bukanlah sesuatu yang sulit.

Perhatikan Timing

Kamu harus menyadari bahwa kadang sedikit kritik bakal menjadi masalah besar jika disampaikan pada waktu yang kurang tepat. Karena itu, pastikan pasangan dalam kondisi good mood dan tidak dalam keadaan sakit.

Kalau mau kamu bisa menciptakan situasi menyenangkan untuk menyampaikan apa yang mengganjal. Bisa juga kamu katakan setelah kamu melakukan sesuatu untuknya.

Jangan lupa juga untuk menyiapkan mental karena mungkin kamu juga akan kena kritik. Justru keadaan ini akan lebih baik karena kamu dan pasangan akan sama-sama berjanji untuk jadi lebih baik.

Salah satu hal yang harus kamu hindari juga adalah menyampaikan kritik padanya di depan orang lain. Yakinlah bahwa ini adalah timing yang sangat buruk. Jangan sampai kamu ingin dia berubah dengan cara mempermalukannya di depan orang lain.

Akui Kekuranganmu

Akan adil rasanya jika kamu juga mengakui kesalahanmu. Kamu harus juga menyadari bahwa kamu pun tidak sempurna. Satu atau dua kebiasaan buruk juga pasti mengganggu pasanganmu. Jangan hanya ingin dia berubah, tapi kamu pun harus berubah menjadi lebih baik.

Bantuannya Sangat Berarti

Katakan pada pasangan bahwa rasanya sangat berat ketika pulang dari tempat bekerja dan masih harus membereskan dapur atau cucian. Akan sangat membantu jika dia mau meluangkan sedikit waktu untuk meringankan kamu. Begitu pun kamu harus peka untuk membantunya jika melihatnya kesulitan mengerjakan sesuatu. Sejatinya, seperti inilah kehidupan rumah tangga, menghidupkan kebiasaan saling bantu.

Libatkan Anak

Tidak masalah jika kamu melibatkan anak dalam mengubah kebiasaan buruknya. Jika pasangan kamu payah dalam mengerjakan urusan membersihkan rumah, katakan pada pasangan bahwa kamu ingin mengajari anak mengenai tanggung jawab membersihkan rumah. Mau tidak mau pasangan harus ikut andil dengan memberinya contoh.

Mungkin akan sedikit sulit jika pasangan kamu sangat patriarki, tapi tidak ada salahnya mencoba. Katakan jika ini demi kebaikan bersama.

Beri Apresiasi

Sekecil apa pun usaha pasangan untuk berubah, kamu harus menghargainya. Bisa saja perubahannya belum seperti yang kamu inginkan. Tapi setidaknya dia sudah mau mencoba. Dukungan dan apresiasi dari kamu pasti akan membuatnya makin bersemangat.

Dalam proses itu, kamu dan pasangan akan tahu apa arti saling memiliki dan menghargai. Jangan langsung”dijatuhkan” dengan mengatakan “begitu saja tidak bisa!” Ayolah, semua orang berproses.

Mengubah pasangan agar menjadi lebih baik di mata kita sebaiknya diimbangi dengan perbaikan diri. Konyol kan kalau kamu sibuk mencari cara mengubah kebiasaan buruk pasangan tapi kamu sendiri enggan menjadi lebih baik. So, show him/her your best. Selamat mencoba!