Bulan-bulan awal pernikahan, semua terasa romantis, indah, dan menyenangkan. Suami merasa jadi pria paling beruntung, bagitupula dengan istri yang tak henti memandang pasangan begitu istimewa. Dan saat suami tidak lagi romantis, wanita jadi cemas, merasa suami tidak sayang istri lagi dan bayang perpisahan terus menghantui.
Bunda.co – Sebelum kelewat panik karena merasa suami tak lagi mencintai Anda, perlu dicatat bahwa ANDA TIDAK SENDIRIAN. Ini adalah fase yang juga di alamai banyak wanita di luar sana. Untuk lebih jelasnya, ketahui dulu beberapa fase dalam pernikahan. Pemahaman yang baik terhadap fase-fase ini akan mempermudah Anda dalam menjaga keharmonisan rumah tangga.
Fase 1: Kasih Sayang
Fase ini adalah yang paling manis, terjadi di awal-awal pernikahan. Rasa cinta yang masih menggebu, keingintahuan tentang pasangan yang masih sangat besar, sikap baik masih dijaga karena ingin terlihat sempurna, pokonya semuanya serba indah.
Pada fase ini, suami merasa jadi pria paling beruntung, bagitupula dengan istri yang tak henti memandang pasangan begitu istimewa. Keindahan terasa singkat hingga tiba-tiba mulai muncul rasa tidak nyaman satu sama lain. Sayangnya seringkali fase ini hanya berlangsung singkat karena waktu segera membawa keduanya pada fase selanjutnya.
Fase 2: Penyesuaian
Bisa dibilang ini adalah fase paling sulit. Hal-hal menyenangkan seperti begitu saja hilang. Jika dulu kekurangannya terasa lucu, kini tingkah joroknya bisa menjadi menyebalkan. Bahkan kebiasaan tidak menutup pasta gigi dengan benar bisa membuat istri mengomel.
Nah, di sisi lain, suami juga mulai kesal ketika wanitanya jadi nenek sihir yang cerewet dan hobi mengomel. Jangankan bersikap manis dan memanjakan istri, bisa jadi untuk masuk rumah pun suami malas karena istrinya yang bawel.
Bahkan Anda bisa berpikir, “Akankah kuhabiskan sisa hidupku dengan orang seperti ini?”
Berbahaya lagi jika pada fase ini istri sedang dekat dengan pria lain ataupun suami sedang dekat dengan wanita lain. Entah itu teman kantor, mantan, atau kenalan baru. Jika tidak pandai bersyukur, kita bisa berpikir untuk meninggalkan pasangan dan pergi dengan Si Orang yang Sepertinya Lebih Baik.
Di sisi lain, banyaknya masalah membuat suami tidak seromantis dulu. Istri menjadi emosional karena merasa tidak lagi dicintai dan takut pernikahannya akan berakhir.
Baca dan Terapkan: 9 Cara Membuat Suami Makin Sayang Istri, Layak Dicoba!
Belajarlah jadi wanita yang menyenangkan, yang tidak cerewat dan bisa menghargai pasangan. Seorang pria rela keluar rumah untuk bekerja seharian agar bisa mendapatkan uang untuk kebutuhan keluarga.
Jika kepulangan mereka justru disambut dengan omelan, suami bisa merasa usahanya tidak dihargai. Tidak adanya penghargaan istri terhadap apa yang telah dilakukan suami bukannya membuatnya bekerja keras, justru kadang menjadikannya jengah dan kehilangan rasa sayang pada istri.
Fase 3: Komitmen
Ketika keduanya sudah bisa melewati fase penyesuaian, fase selanjutnya akan terasa lebih mudah. Di sini suami maupun istri telah memutuskan untuk menghabiskan sisa hidup bersama-sama. Keduanya juga telah sepakat untuk hidup bersama pasangan dengan ketidaksempurnaan satu sama lain.
Baca Juga:
3 Penyebab Cinta Suami Ke Istri Berkurang
Assalamualaikum, bunda saya ingin bertnya? Skrng hub sy n suami sdng dlm fase suami tdk mau brbcra dgn sy, sya plng krmh ortu suami ttp tnggl drmh ortunya yg kmi diami dl. Smua itu krn mmng ad mslh yg ckp bsrbtrjd, smi mlkkn kdrt yg smpai mmbt sy mau bnuh dri krn ksbrn sy mnghdpi smi tlh hlng krn smi trllu sring mlcehkn sy dgn kdrt,serta Ikut cmpr dr klrga suami dgn mngdu domba kmi, smpai mrka mnyruh suami mncraikn sya. skrg sy bngung dgn ap yg hrus sy lkukan, sy sdh mmpnyi 1 org ank yg msh brumr 2 th lbh. Tq
Waalaikumsalam Bunda Santi,
Keputusan bercerai atau bertahan itu kembali pada Anda. Tapi ada beberapa hal yang mungkin jadi pertimbangan jika bercerai seperti kesiapan menjadi single parent baik secara psikis maupun finansial. Selain itu perceraian juga bisa berdampak tidak baik. Sementara itu jika tetap ingin bertahan juga ada beberapa hal yang harus dipertimbangankan seperti siap tidaknya kembali mendapatkan kekerasan dari suami? Ada tidak kemungkinan suami berubah? Terpenting, jika pertengkaran terjadi di depan anak, bisa berdampak buruk bagi perkembangan kejiwaannya. Cobalah komunikasikan dengan orang tua ataupun konseling pernikahan.
Semoga membantu.
bunda sya mw mnta solusi soal suami sya, blakangn ni skap suami bnyk brubah dy suka mnyembunyikn sesuatu ke sya, qta bru nkah 1thn n blum di kruniai ank, sya n suami sma2 krja tpi bdang qta gk sma suami krja di resto sdangkn sya di butik.pnghasilan sy lbih bnyak dri suami otomats sya yg mncukupi kbtuhan rmah tngga, sdangkn uang suami gk jlas buat apa, slama sya mnikah suami gk prnah ngasih sya uang tpi smua kbutuhny sya yg nanggung stiap kli sy tany uang dia buat apa dy puny 1000 alsan buat nykinin sya tpi sya ttep gk prcya akirny qta brantem stiap kli qta bratem rasa’e pngen bnget pisah dri suami, tpi sya mlihat ortu sya dlu ortu sya gk stuju sya sma suami krna itu sya gk mw mengecewakn ke 2 ortu sya trimz solusiny.
Dear Bunda Khusnul,
Sejatinya, kewajiban menafkahi adalah tugas suami. Walaupun gaji istri lebih baik, posisi suami sebagai ‘yang menafkahi’ tetap tidak berubah. Tentu hal baik ketika suami sedang kesulitan istri membantu perekonomian keluarga. Bahkan jika memang suami sedang tidak punya penghasilan, tanpa diminta istri akan membagi penghasilannya.
Namun dalam situasi Bunda Khusnul, sepertinya kurang ada kepercayaan dan keterbukaan. Bunda sendiri tahu tidak berapa gaji suami? Ada baiknya tahu nominalnya karena kini Bunda adalah istrinya, bukan orang lain lagi.
Perlu juga meminta informasi lebih detail dan terperinci terkait pengeluaran suami. Misalkah gaji 5 jt perbulan, dia habis untuk transport berapa, cicilan, makan siang, service kendaraan, dll. Tanya lebih detail untuk apa dana itu dikeluarkan sehingga dia jadi tidak bisa menafkahi istri
Pun misal ternyata gaji suami dipakai dengan semestinya, jika semuanya jadi jelas, dapat menghadirkan kembali rasa percaya dari istri padanya. Bahkan walau setelahnya masih Bunda Khusnul yang menanggung kebutuhan keluarga, dengan kepercayaan dan keterbukaan, bekerja keras untuk keluarga jadi terasa lebih ikhlas dan senang.
Satu lagi, walaupun sedikit, mestinya suami tetap menafkahi istri karena. Jika memang penghasilannya kurang, baiknya pria bekerja lebih keras demi agar bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
Semoga hubungan Bunda Khusnul dan suami membaik seperti sediakalah. Salam
Dear Bunda Hannah..
Artikelnya sangat bagus sekali. Kami kini berada pada fase penyesuaian. Bunda, kami sudah menikah 4 tahun. Pada saat 6 bulan setelah menikah, akhirnya saya hamil. Saat hamil anak pertama ini, suami enggan menyentuh saya, alasannya takut menyakiti janin di rahim. Jadi kami tidak pernah berhub badan sejak saya hamil +-5 bulan. Kamudian hingga anak kami lahir dan hingga berusia 2 tahun lebih, suami tak pernah menyentuh saya. Saya sedih memikirkan mengapa, apakah ia sudah tak mencintai saya, apakah ia tak menginginkan saya lagi? Saya mencoba berdandan cantik, membeli lingerie, dan mengajaknya berhub. Tapi ia selalu menolak. Sekitar 3 tahun kami tak berhubungan badan. Dalam benak saya, saya terus bertanya-tanya, apakah ia memiliki wanita lain? Apakah ia sudah tidak menginginkan saya? Apakah saya tidak cantik lagi? Saya masih muda, 25 tahun dan saya sudah mencoba berdandan dengan cantik. Berat badan saya ideal, selepas melahirkan saya menurunkan berat badan sehingga kembali seperti dulu. Bunda, pada 3 bulan yang lalu, saat suatu momen spesial, saya mencoba mengajaknya berhubungan, dengan memakai lingerie cantik dan parfum. Hasilnya, dia mau. Tetapi setelah itu, kami tidak pernah berhubungan lagi. Dari yang cuma sekali itu, Alhamdulillah saya ternyata hamil. Terkadang saya merasa bahwa suami saya tidak menginginkan bayi ini, karena saya yang mengajaknya ML waktu itu. Saya terus menerus didera rasa sedih dan cemas. Kami telah sering membicarakan ini, namun tidak ada upaya dari suami untuk menghangatkan kembali hubungan kami. Memang, seks bukan segalanya dalam pernikahan. Tetapi pernikahan tanpa seks, adakah? Normalkah? Bunda, kemana saya harus meminta saran? Terkadang saya tertekan, padahal saya sedang mengandung.. Saya sering jatuh depresi dan sering bersikap tidak baik untuk diri saya sendiri.. Saya merasa jika suami sendiri saja tidak mencintai saya, untuk apa lagi saya bertahan? Bunda Hannah, semoga berkenan berbagi pikiran dengan saya..
Dear Bunda Shana,
Pertanyaan mendasar dari permasalahan Bunda adalah,
1. Sudahkah Bunda menanyakan pada suami alasannya tidak mau berhubungan badan lagi?
2. Jika sudah pernah bertanya dan suami memberikan alasan, sudahkah Anda berdua mencari solusi?
Komunikasi dalam sebuah hubungan seperti kebutuhan tubuh akan makanan. Tanpa komunikasi yang baik, sangat sulit memiliki hubungan yang sehat.
Sebelum mendiskusikan hal ini, ada baiknya Bunda menghadirkan suasana santai dan bersahabat agar suami merasa lebih nyaman untuk mengutarakan masalahnya.
Silahkan dicoba dulu Bunda. Semoga semuanya kembali membaik.
Salam,
salam kenal bunda hannah,
perkenalkan saya adalah seorang ibu dengan 3 orang anak dimana usia pernikahan sudah 10 tahun, entah mengapa saya selalu merasa bahwa suami saya sudah tidak mencintai saya. selama ini saya kerja membantu suami dan selalu ikut kemanapun suami pergi. soal nafkah pun tak ada masalah. saya merasa hubungan saya dengan suami seperti teman biasa saja.
contoh sepele saya ditinggal berdiri dipinggir jalan hampir selama 1 jam, karena suami pergi ke sekolah mengambil rapot anak padahal sy hanya turun ke gerobak sayur dan sy jg menyatakan utk pergi bersama mengambil rapot ( kami 1 mobil dan sy turun hanya bw uang sekadarnya saja tanpa hp).
hal lain hobi suami yg suka main games. waktu sy sedang repot malah anak pertama yg disuruh jaga adik2nya sementara suami asik bermain dan ini terjadi setiap hari
saya sudah sering berbicara mengenai hal ini, suami selalu bilang lebih keluarga adalah yg terpenting.
apakah ini yg terjadi ketika penikahan sudah terlalu lama ataukah saya yg terlalu menuntut?
terima kasih
Salam,
Sebelum membahas lebih jauh, ada beberapa hal yang perlu diketahui seperti usia suami, usia istri, kualitas komunikasi, hingga pertanyaan apakah Anda selama ini menjaga penampilan atau tidak. Bukan berarti harus selalu dandan, setidaknya tetap nyaman dilihat suami.
Dari kami itu dulu, terimakasih.
Assalamu’alaikum bunda.
Perkenalkan sy kania usia 23 th. Sy sdh mnikah slama 2th dan blm pny anak. Ktika mnikah status suami sy duda anak tiga dan skrg usiany 40 th. Sy mnikah tnpa prstjuan ortu sy, sy sdh knsultasi brsm suami sblm mnikah ke kua ttg tdk stjuny ortu sy hngga akhirny kmi mnikah d psantren scra siri.
Hingga hr ini ortu sy tdk tau sy sdh mnikah. Dan saat ini sdg usha mminta restu atas prnkhn kmi tp nmpakny mrka ttp tdk stju krna sttus suami sy yg duda dg 3 anak. Saat ini sy brada dirmh ortu sy dan suami sy dg kluargany. Anak2 suami sy tnggal dg mantan istriny. Sblm sy kmbli krmh ortu sy tnggal srumh dg mertua, mrka jg tdk mnytjui sy krn tau kmi mnikah tnpa restu ortu sy. Suami sy trlihat lbh pro ke kluargany tnpa pduli bban sy pd kluargany jg kluarga sy.
Ktika tnggal dg mertua, sy mmg mlakukan kslahn kecil yg mmbuat mertua sy sdkt kesal, dan kluargany jd tdk sk trhdp sy. Lagi2 suami sy tdk pdli pd sy, hngga akhirny sy kmbli ke ortu sy dan suami sy nampak tdk khwtir sdktpun.
Sjak sy kmbli ke ortu, suami sy tdk prnah ksh kbar, telp ataupun sms. Brminggu2 sy mrasa tdk brdaya mnanti kbarny. Sy sdh hbgi kluargany tp tidak satupun juga yg mrespon sy. Sblm plg ke ortu sy, kmi spakat utk pisah dg upaya sy mminta restu dr ortu sy tp trnyta dia mghlang tnpa jejak seolah lepas tngan dg kspaktan kmi.
Sy bingung bun skrg, mminta restu ortu smntra yg brsngkutan suami sy tdk jlas rimbany. Prnah 1 hri sy mghbunginy suami sy mlah mngeluh ibuny skit, anak2ny btuh nfkah dan ayahny srta alasan ekonomi yg sdg tdk stabil. Suami sy tdk mmliki krjaan tetap tp dia slalu usha kras utk mmnuhi kwjbanny wlau tak prnah cukup.
Sy sndiri bru lulus sarjana dan skrg sdg cari pkerjaan. Sy ikhlas, mnrima dia apa adany. Sy tdk prnah mnuntut hal yg dia tdk bs brikan utk sy. Sy hrus bgmana bun, sy tdk mau pisah dg suami sy, tp dg sikapny bgtu sy mrasa tdk ada arti dhidupnya. Mohon solusinya bunda. Terima kasih.
Saat terlanjur ‘mabuk cinta’ dan orang tua tak merestui, tak jarang anak berpikir orang tua tak mau anaknya bahagia, bahkan anak merasa dia berhak memutuskan jalan hidupnya sendiri tanpa perlu pertimbangan orang tua. Seolah semua akan baik-baik saja asal bersama orang yang dicintai.
Akhirnya karena cinta tak jarang wanita menutup mata bahwa pasangannya juga manusia biasa. Manusia biasa yang punya kekurangan dan mungkn saja bisa berubah kerena cintanya hilang.
Saya kutip tulisan Kania
“Sy mnikah tnpa prstjuan ortu sy, sy sdh knsultasi brsm suami sblm mnikah ke kua ttg tdk stjuny ortu sy hngga akhirny kmi mnikah d psantren scra siri.”
Karena tadi Kania mengatakan telah menikah siri di pesantren setelah konsultasi ke KUA, saya ambilkah hadist dari Rasul kita.
“Wanita mana saja yang menikah tanpa izin dari walinya, maka nikahnya batal, maka nikahnya batal, maka nikahnya batal.” (Hadits Riwayat. Tirmizi, no. 1021)
Jadi jika Kania bilang tidak ingin pisah dengan suami, baiknya kaji dulu apakah Anda berdua saat ini benar-benar sudah menjadi suami istri sah atau belum? Karena jika pernikahan tidak sah, maka yang terjadi adalah zina. Lagi pula pihak orang tua pria juga tidak suka bukan karena tidak adanya restu? Cobalah Kania luangkan waktu untuk mengkaji sah tidaknya hubungan Anda sebelum berpikir untuk kembali.
Semoga membantu,
Salam
Bunda Hannah yang baik..
Kami sudah sering membicarakan mengenai hal ini. Dari jawaban suami, ia melihat proses kelahiran anak pertama kami dan merasa takut jika kami berhubungan maka akan menyakiti organ intim saya. Padahal sudah saya jelaskan bahwa saya baik-baik saja dan waktu telah berlalu lebih dari 2 tahun dimana saya sudah benar-benar sembuh. Selain itu, selama 2 tahun, ia bekerja di luar kota, dan pulang ke kota tempat tinggal kami setiap sabtu minggu. Ia merasa capek sehingga tidak berminat untuk seks. Tapi ia sudah tidak bekerja di luar kota lagi setahunan ini, saya merasa alasan itu mengada-ngada untuk kondisi saat ini. Kemudian saya merasa saya harus berbuat sesuatu untuk menyelamatkan hubungan kami, maka saya mencoba berdandan dan mencoba merangsangnya dengan blow job. Tetapi semua itu tidak menampakkan perkembangan dari sisi suami. Ia hanya menikmatinya saja tetapi tidak mau mencoba menyentuh saya. Sampai saya selalu frustasi jika saya memakai lingerie, karena dia tampak acuh. Ia lebih senang kami berdua menonton film (film biasa, bukan blue film, ia senang menonton film detektif/action) dibanding kami bermesraan. Sampai saya akhirnya frustasi dan saya merasa bagaikan merendahkan diri saya di hadapannya, seolah-olah saya mengemis seks darinya. Harga diri saya terluka dan saya bertekad tidak ingin lagi mencoba mengajaknya berhubungan badan. (Bayangkan betapa terlukanya hati seorang wanita yang mengajak ML tetapi selalu ditolak suaminya). Akhirnya kehidupan kami tampak berjalan normal, namun pernikahan kami tanpa seks. Saya hanya ingin tahu, apakah ini normal? Apakah ada keluarga lain yang tidak melakukan seks, setahun penuh misalnya? Apakah ada yang sampai 3 tahun tidak berhubungan badan?
Dear Bunda Shana, sungguh Bunda adalah sosok wanita yang sangat penyabar.
Seks itu kebutuhan, tak peduli dia pria atau wanita. Normal tidaknya hubungan yang dibina, Saya yakin Anda sendiri sebenarnya tahu hubungan seperti itu normal atau tidak. Bukankah salah satu alasan orang untuk menikah adalah menjaga kemaluannya dengan menyalurkan hasratnya di tempat yang semestinya?
Jangan dulu berburuk sangka. Namun mengingat masalah ini sudah Anda diskusikan bersama suami, mencoba tampil seksi juga sudah dilakukan namun suami tak kunjung berubah, tak ada salahnya datang ke pihak yang berkompeten seperti konsultan pernikahan.
Harapannya bisa diidentifikasi mengenai apa-apa yang menjadi penyebab suami tidak mau menyentuh istri. Dengan mengetahui penyebab yang jelas, bisa diupayakan metode penangananpun yang lebih tepat. Dan jangan lupa untuk tetap berdoa.
Semoga Bunda selalu diberi ketabahan dan kesabaran olehNya.
Salam,
Terima kasih bunda Hannah.. Saya sangat senang dengan kesediaan Bunda menjawab cerita saya.. Saya juga mendoakan semoga bisnis Bunda semakin sukses dan pernikahan Bunda Hannah pun selalu mesra.
Aaamiiiin aamiiiin, terimakasih banyak doanya Bunda Shana.
Semoga Bunda Shana dan keluarga mendapat jalan keluar yang terbaik untuk semuanya.
Assalamualaikum… bunda hannah…saya bersyukur menemukan halaman ini, berharap dapat membantu saya. Saat ini saya setiap saat berdoa agar dipertemukan seorang yang menurut Allah baik untuk memberi motivasi pada saya.perkahwinan kami sudah 12 tahun ,sejak 3 tahun kebelakangan ini suami terpengaruh teman dan selalu mengarah ke curang. Saya betul2 mengalami kesedihan yg terlalu dan emosi mula terganggu hingga saya memerlukan obat penenang.yang hendak saya tanyakan bagaimana cara menyayangi suami yang sudah terlalu kita benci dan nggak ada kepercayaan lagi.Dan betulkah tindakan saya meminta pada suami untuk bercuti dalam rangka menenangkan fikiran dalam kesendirian selama seminggu.
Wa’alaikum salam wa rohmatuallah
Sebelumnya, semoga Allah memberikan jalan dan kemudahan bagi Bunda Riley dalam menghadapi setiap ujianNya
Untuk permasalahan Bunda, disini kami kurang mendapat penjelasan yang jelas seperti apa pokok permasalahan tersebut. Jadi disini kami akan menjawab terlebih dahulu pertanyaan:
1. Bagaimana cara menyayangi suami yang sudah terlalu kita benci dan nggak ada kepercayaan lagi
2. Betulkah tindakan saya meminta pada suami untuk bercuti dalam rangka menenangkan fikiran dalam kesendirian selama seminggu
Jawaban pertanyaan pertama:
Cobalah Bunda flashback, rangkai kembali ingatan atau memori yang telah lampau dimana Bunda dan suami pernah mengalami masa-masa bahagia. Masa-masa dimana Bunda dan suami dapat seirama.
Harapan kami, dengan mengingat hal-hal tersebut, rasa benci dan rasa tidak suka Bunda sedikit demi sedikit berkurang. Seiring berkurangnya rasa benci Bunda kepada suami, Bunda dapat semakin rasional dalam menghadapi suami dan menyikapi perbuatan suami dengan rasa sayang.
Dalam tumah tangga tak hanya ada perasaan indah saja. Ada saat dimana Bunda diuji oleh Allah. Di sinilah seni rumah bertangga. Hikmah dari ujian ini diantaranya:
– Menjadikan Bunda semakin dewasa dalam menghadapi setiap persoalan
– Menjadikan Bunda semakin bersyukur terhadap apa yang Allah berikan selama ini
– Sebagai penambah rasa yakin bahwa sesungguhnya menikah itu indah dan menenangkan. Sebagaimana yakinnya kita kepada rasa manis setelah kita berhadapan dengan rasa pahit.
– Sebagai “syarat” tambahnya derajat Bunda di sisi Allah
dan, selama suami tidak melakukan atau memerintahkan hal-hal yang dilarang oleh Allah, patuhi dan hormati ia semata-mata untuk mengharap ridha Allah.
Jawaban pertanyaan kedua:
Tindakan Bunda sudah benar, karena apa kami katakan benar?
– Bunda telah meminta izin terlebih dahulu, ini tanda Bunda masih menghormatinya
– Bunda perlu menenangkan pikiran supaya Bunda dapat berpikir jernih dan lebih tenang
Jadi, selama suami mengizinkan tindakan Bunda tidaklah mengapa.
Perlu Bunda ketahui, bahkan dalam rumah tangga yang paling bahagia sekalipun, tidak lepas dari yang namanya masalah dan beda pendapat. Ini wajar. Justru saat masalah datang rasa cinta yang diikrarkan saat menikah diuji, mampukan suami/istri bertahan saat menyadari satu sama lain tidak sempurna. Dengan hadirnya masalah juga kesabaran, ketulusan, dan kasih sayang istri/suami diuji agar masih-masing menjadi lebih dewasa dan saling menerima satu sama lain.
Aslm, bunda hannah. Saya butuh advice dri bunda. Usia pernikahan saya bru menginjak 3 tahun, saya sudah mempunyai 1 anak yg bru berumur 9 bln. 2 bulan terakhir saya bru mengetahui bahwa suami saya telah berselingkuh dengan teman kantornya dan berniat untuk poligami. Ini perselingkuhan yang ke2 sblmnya gagal menikah krn orangtua perempuan tidak setuju. Setiap hri suami selalu pulang malam, dan pasti dihabiskan bersama selingkuhannya. Krn mereka berangkat dan pulang kerja bareng. Saya sudah berusaha berbicara kepada suami dan selingkuhannya untuk mengakhiri hubungan mereka, namun tidak digubris sama sekali. Sikap suami terhadap saya dan anak tetap baik dan santai seperti tidak ad masalah. Apa yg hrs saya lakukan bunda? Saya lelah untuk menghadapi keadaan seperti ini. Apakah bijak jika saya berbicara menemui orang tua perempuan itu dan menceritakan semuanya? Terimakasih bunda
Wa alaikum salam, Bunda Arin
Semoga Bunda selalu diberi kesehatan dan ketabahan dalam menghadapi setiap ujian serta cobaan dalam hidup ini
Saran kami, coba Bunda tanyakan sekali lagi sebenarnya kemauan suami apa? Tanyakan kepadanya dalam suasana yang tenang jangan ketika ia lelah dari bekerja atau sejenisnya
jika memang ia ingin berpoligami, keputusan kembali kepada Bunda. Mau menerima atau tidak? Bunda harus dapat menentukan mana yang terbaik untuk Bunda dan untuk si buah hati. jangan lupa untuk bermusyawarah kepada keluarga yang Bunda anggap “positif” tidak memihak dan jangan lupa berdo’a agar Bunda diberi petunjuk oleh-Nya
Pemikiran Bunda untuk berbicara dengan orang tua si wanita kami rasa kurang tepat. Karena, Bunda malah akan kehilangan simpatik dari suami dan si wanita. Mereka akan menganggap Bunda adalah orang yang rela melakukan apa saja untuk yang bunda inginkan. Mereka susah berpikir bahwa yang Bunda lakukan adalah untuk kebaikan bersama bagi mereka Bunda seperti penghasut yang ingin memisahkan mereka.
Bunda cukup berbincang dengan suami jika suami memang ingin poligami, keputusan kepada Bunda! Pikirkan dengan jernih, musyawarahkan dengan keluarga
dari kami, Semoga Bunda mendapatkan apa yang terbaik bukan apa yang Bunda anggap terbaik
Aslm bunda hanna
Sy 25th mnikah sudah 5th suami 26th.anak pr1 5th dan saat ini sedng hamil ank k2,tp sejak 2 buln yg lalu sikp suami brubah totl dr yg prhatin n prduli trhdap ank skrg tak prnh kmunikasi kpd anak.n kmi sudh 2buln tak berhubungn badan dg suami,sikp suami sprti bermusuhan wlau kmi msih 1 ranjng tp tk prnh αϑα kmunikasi sprti dulu,stiap x sy cba untk brhubungn sll sy yg meminta dr sikp suami tak merespon sma skali,hal itu sngt membuat sy trhina bunda,sy tak prnh mnceritkn hal ini pd siapapun trmsuk ortu n kebtulan sy mnumpang D̶̲̥̅̊ι̥ rumh ortu sndiri.sy curiga klo suami kmbli selingkuh dg teman sy krn dlu smpat ktauan sy n suami brjanji tak mngulnginya lg tp untuk skrg ini sy sudh tak prcya.aplgi suami sy brani mlakukan kdrt ɑ̤̥̈̊ρ̥̥a yg harus sy lkukan bunda,.sya sudh gk snggup lgi tp sy sedng hmil.
Dear Bunda Vika
Komunikasi suami istri yang tak lagi menyenangkan kadang bermula karena perbedan pola pikir pria dan wanita. Saat wanita mengatakan “Kamu tidak pernah bisa mengerti aku”, di sini suami menangkap kata KAMU sebagai ekspresi menuding (identik dengan menuduh dan menyalahkan). Sementara kata TIDAK PERNAH diartikan suami secara harfiah, suami mengartikannya Ia dituduh tidak pernah sekalipun bisa mengerti istri. Padahal, saat istri mengatakan TIDAK PERNAH, istri tidak benar-benar mengatakan TIDAK PERNAH, istri hanya mencoba memberikan penekanan agar suami lebih mendengarkan ucapannya.
Mana yang salah? Tentu tidak ada.
Dari gambaran di atas, Anda bisa melihat adanya perbedaan pola pikir pria-wanita yang bisa menjadi celah pemisah antara suami dan istri. Menjadi masalah jika keduanya tidak belajar memahami karakter satu sama lain. Bisa jadi hal seperti inilah yang membuat sifat pria/wanita jadi berubah setelah beberapa tahun menikah.
Kondisi bisa makin buruk jika celah tersebut terisi orang lain. Misalkan suami dekat dengan wanita yang lebih nyaman diajak bicara ketimbang istrinya. Terjadi perselingkuhan, keluarga tidak harmonis, hilangnya kasih sayang, kekerasan dalam rumah tangga, hingga perceraian.
Jadi jika Bunda Vika tidak ingin bertahan, Bunda bisa mengambil keputusan mana yang sekiranya terbaik buat Bunda dan buah hati. Tapi jika masih ingin bertahan, Anda bisa mencoba beberapa hal,
1) Memperbaiki komunikasi dengan memilih dan memilah kata saat berkomunikasi dengan suami, termasuk menghindari ucapan yang bernada menuduh
2) Memilih saat tepat untuk berkomunikasi, misalkan saat keadaan santai. Jangan mengajak bicara saat suami lelah atau marah
3) Tidak mengungkit kesalahan suami di masa lalu, (meski saat ini Anda sedang curiga ia kembali berselingkuh, cobalah bersikap biasa dan tidak menghakimi)
4) Hindari hal-hal yang bisa membuatnya marah, atau cobalah diam dan meminta maaf saat dia marah, meskipun sebenarnya suami yang salah. Ini demi menghindari emosi suami memuncak yang dapat memicu KDRT, mengingat Anda sedang hamil.
5) Jika Anda sudah mencoba melakukan yang berbaik, selanjutnya tinggal lakukan hal-hal menyenangkan. Carilah hal-hal positif yang bisa membuat Anda lebih bahagia seperti mencoba bisnis, menanam bunga, dsb ketimbang pikiran terkuras memikirkan tingkah suami.
Semoga Membantu Bund
Asalam mualaikum warahmat tullo hi wabarokatu bunda, sy suamiy fika sy menytkan klo istr hmb tu brbhng krn hmb tdk prnh slngkh kpd siapaun orgy krn istr hmb trll over atau trll crg yg tdk ad bkty atau sksy smp2 dia mnt smph pocng krn hmb tdk ♏ɑ̤̈̊υ̲̣̥ ll Iƴɑ̤̥̈̊ªªª trs mnkn dan pd akhry hmb ksl hmb blkn mlah hmb tntngn dia krn sdh abs ksbrn hmb tanks bunda
Assalamualaikum bunda Hannah,sy sdh menikah slm 6 thn.tp blm dikaruniai anak.bbrp bln lalu suami mengaku tlh selingkuh dgn tmn kerjanya,dan tlh berhubungan sngt jauh.hancur rasanya hati sy.di saat km berjuang utk mendpt anak dia berhub dgn wanita lain.sy berusaha memaafkan dia.2 bln lalu dia minta restu ibunya utk mnikahi slingkuhannya.tp di tolak ibunya.lalu dia minta izin kpd sy.tp sy tdk mau.tiap kl terbayang dia dgn slingkuhannya skt skl hati ini.apa yg hrs sy lakukan bun?
Wa alaikum salam wa rohmatuallah
Semoga Ibu Lia diberi kekuatan dalam menghadapi cobaan oleh Allah SWT
Jika suami meminta izin, berarti semua keputusan berada di tangan Bunda Lia
mengizinkan atau tidak
Coba Bunda pikir kedepannya, bermusyawarah dengan keluarga atau orang yang Bunda anggap dekat pun boleh
seandainya kedepannya Bunda merasa tidak sanggup menahan sakit hati dan diperkirakan hanya akan menambah kecemburuan dan masalah rumah tangga, Bunda berhak untuk meminta cerai
Namun yang perlu Bunda Lia ingat, coba dibahas bersama suami, apa alasan dia berani meminta nikah lagi?
apa benar dia sanggup mengatasi dua istri?
Bunda Lia kan Muslim, coba Bunda liat suami, apa Ibadahnya sudah bagus? sholatnya, akhlaknya, tutur bahasa dan lain-lainnya sudah bagus sehingga suami berani menikah lagi
Cerai belum tentu juga menjadi solusi yang tepat.
Maka dari itu pertimbangkan baik-buruknya jika bercerai atau jika menerima suami menikah lagi. Memohon petunjuk Sang Pencipta juga perlu dilakukan
Dengan cara ini, semoga Bunda Lia mendapatkan kemantapan hati keputusan apa yang akan Bunda Lia ambil